🦣 Potensi Usaha Sistem Teknik Di Daerah

PotensiUsaha Sistem Teknik di Daerah. 94 Kelas XI SMA MA SMK MAK Semester 1 Proses produksi pembuatan batik dan tenun, salah satunya adalah pewarnaan. Pewarnaan secara alami pada kain batik dan tenun sangat di sambut baik oleh masyarakat dunia dan memiliki nilai jual tinggi, karena merupakan produk yang ramah lingkungan dan sudah menjadi FungsiKemasan Produk. Berikut ini adalah fungsi kemasan produk, diantaranya adalah. Mempertahankan mutu. Memperpanjang masa simpan. Mempermudah penyimpanan dan pemasaran/transportasi. Menambah daya tarik bagi konsumen dan memberi informasi dan sarana promosi. Agar manfaat atau fungsi kemasan di atas dapat dicapai, maka beberapa hal-hal berikut Sumberdaya yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya budaya sebagai potensi usaha sistem teknik tersebar di daerah kepulauan Indonesia. Bahan baku yang disediakan alam dan potensi jumlah penduduk serta keragaman budaya dari berbagai propinsi di Indonesia menjadi bagian yang potensial dalam menjalankan usaha sistem teknik. Prakaryadan Kewirausahaan 93 3. Potensi Usaha Sistem Teknik di Daerah Sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya budaya sebagai potensi usaha sistem teknik tersebar di daerah kepulauan Indonesia. Bahan baku yang disediakan alam dan potensi jumlah penduduk serta keragaman budaya dari berbagai propinsi di Indonesia menjadi bagian yang potensial dalam LuuOc. Sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya budaya sebagai potensi usaha sistem teknik tersebar di daerah kepulauan Indonesia. Bahan baku yang disediakan alam dan potensi jumlah penduduk serta keragaman budaya dari berbagai propinsi di Indonesia menjadi bagian yang potensial dalam menjalankan usaha sistem teknik. Produk yang dibuat dapat mendatangkan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di daerah. Usaha peralatan sistem teknik dikembangkan untuk mewujudkan produk yang memiliki nilai ekonomis. Budaya Indonesia merupakan sumber daya dan kekayaan yang perlu terus dikembangkan dan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan di dalam kehidupan. Kita sering melihat di daerah-daerah banyak aktifitas penduduk melakukan kegiatan yang sifatnya turun temurun dalam memenuhi kebutuhan. Batik, tenun adalah produk yang dihasilkan oleh aktifitas masyarakat di sekitar kita. Kita mengenal batik, tenun sebagai sumber daya yang diakui dunia sebagai kekayaan budaya Indonesia. Pengembangan budaya melalui potensi yang tersedia dapat dilakukan dengan pola tekno-ekologis sebagai salah satu bentuk sistem dengan menggabungkan antara teknologi dengan lingkungan yang tetap dijaga keseimbangannya . Pola integrasi tekno-ekologis salah satu contohnya seperti pada Gambar di bawah Pola integrasi tekno-ekologis pada pembuatan zat warna alam indigo Produk yang dihasilkan berupa zat warna alami merupakan produk yang ramah lingkungan. Peningkatan efektivitas dalam penggunaan peralatan sistem teknik yang dibuat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan, lebih produktif, efisien, dan berkualitas. Penggunaan zat warna sintetis yang berlebihan dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan kulit penggunanya Proses produksi pembuatan batik dan tenun, salah satunya adalah pewarnaan. Pewarnaan secara alami pada kain batik dan tenun sangat di sambut baik oleh masyarakat dunia dan memiliki nilai jual tinggi, karena merupakan produk yang ramah lingkungan dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup life style dalam kehidupan di masa sekarang untuk ramah pada lingkungan. Pengambilan zat warna alam, dalam hal ini warna biru yang diambil dari tanaman nila seperti di bawah ini Nama umum dagang nila dan jenis tanaman ini sering disebut dengan indigo/indian indigo Inggris, tom/tarum Indonesia, tagung–tagung/taiom/taiung Filipina, kraam/nakho Thailand, cham Vietnam, tarom Malaysia Proses pengambilan zat warna alam indigo pada industri rumah masih menggunakan proses yang lebih dominan menggunakan tenaga manusia yaitu pada proses kebur aerasi, dan untuk mempermudah proses aerasi dapat digunakan alat kebur spray aerator. Oke para warga materi di atas adalah contoh dari salah satu gagasa/ide penggunaan alat produksi sistem tehnik dalam rangka proses pembuatan warna alami untuk bati. masih banyak lagi proses kegiatan lainnya yang ada di sekitar kita yang menggunakan alat produksi dengan sistem tehnik. klik "APRESIASI" untuk isi absensi isi apresiasi yang tidak sesuai dengan tema tidak dihitung sebagai absensi Regional Original Revenue PAD has a very large contribution to the Regio-nal Budgeting APBD to finance the administration and service processes of govern-ment affairs and regional development. The present research aims to determine how to improve PAD and build strategy of action plan for increasing it in Gunungkidul Regency. This study used descriptive qualitative method. Informants were taken by purposive sampling. Data collecting techniques are observations, interview with Local Agency Organizations OPD which are responsible for PAD generation, and docu-mentations or secondary data, APBD, PAD, and other relevant data. The results of the study showed that the development of Gunungkidul PAD experienced a significant development as big as 25,97%. The PAD contribution to regional income or fiscal decentralization rate is 11,73%. The strategy to increase the PAD is built by a formulating action plan for accelerating it. Based on this results, it is suggested that the program to increase competency and commitment of regional tax-retribution managers for each revenue management of local agency, provide a program to increase the PAD and implementation of the action plan to increase it, use information and communi-cation technology for the management of each PAD lines, and optimally stakeholders cooperation building. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 │ hal. 41 – 60 Analisis dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD di Kabupaten Gunungkidul Evi Nilawati Ilmu Administrasi Negara, Universitas Gunung Kidul, Indonesia Korespondensi penulis alfitra_n Abstract. Regional Original Revenue PAD has a very large contribution to the Regio-nal Budgeting APBD to finance the administration and service processes of govern-ment affairs and regional development. The present research aims to determine how to improve PAD and build strategy of action plan for increasing it in Gunungkidul Regency. This study used descriptive qualitative method. Informants were taken by purposive sampling. Data collecting techniques are observations, interview with Local Agency Organizations OPD which are responsible for PAD generation, and docu-mentations or secondary data, APBD, PAD, and other relevant data. The results of the study showed that the development of Gunungkidul PAD experienced a significant development as big as 25,97%. The PAD contribution to regional income or fiscal decentralization rate is 11,73%. The strategy to increase the PAD is built by a formulating action plan for accelerating it. Based on this results, it is suggested that the program to increase competency and commitment of regional tax-retribution managers for each revenue management of local agency, provide a program to increase the PAD and implementation of the action plan to increase it, use information and communi-cation technology for the management of each PAD lines, and optimally stakeholders cooperation building. Keywords SWOT analysis; Local government strategy; Regional Original Revenue; Gunungkidul Regency. Abstrak. Pendapatan Asli Daerah PAD memberikan kontribusi yang besar terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD untuk membiayai penyelenggaraan proses administrasi dan layanan pemerintahan dan pembangunan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana mengembangkan PAD serta strategi dan rencana aksi peningkatan PAD di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Informan ditentukan dengan metode sampel bertujuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara dengan Organisasi Perangkat Daerah OPD sebagai pengelola PAD, dan dokumentasi berupa data sekun-der, di antaranya adalah APBD, PAD, dan data lain yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD Kabupaten Gunungkidul mengalami perkembangan signifi-kan sebesar 25,97%, sedangkan kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah atau derajad desentralisasi fiskal sebesar 11,73%. Strategi peningkatan PAD ditempuh dengan penyusunan rencana aksi percepatan peningkatan PAD. Hasil penelitian ini menyarankan perlunya program peningkatan kompetensi dan komitmen pengelola Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 pajak-retribusi daerah pada masing-masing OPD pengelola pendapatan, program peningkatan PAD dan implementasi rencana aksi peningkatan PAD, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengelolaan setiap lini PAD, dan mem-bangun kerjasama antarpihak secara lebih optimal. Kata kunci Analisis SWOT; Strategi pemerintah daerah; Pendapatan Asli Daerah; Kabupaten Gunungkidul. Article Info Received April 20, 2019 Accepted November 7, 2019 Available Online November 11, 2019 DOI LATAR BELAKANG Implementasi otonomi daerah membawa konsekuensi penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada daerah. Era baru pengelolaan keuangan publik untuk mewu-judkan akuntabilitas publik melalui desentralisasi keuangan daerah memberikan ruang kepada daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan daerah. Instrumen desen-tralisasi keuangan daerah adalah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. Secara administratif Kabupaten Gunungkidul terdiri atas 18 delapan belas desa pesisir, 56 lima puluh enam desa di lereng bukit, dan 70 tujuh puluh desa di dataran serta terse-bar di 18 delapan belas kecamatan yang dikenal sebagai Kawasan Karst Gunungsewu Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, 2017b. Pemerintah Kabupaten Pemkab Gunungkidul menerapkan kebijakan desentralisasi keuangan daerah melalui kebijakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD dan optimalisasi belanja daerah pada APBD Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, 2017b. Pendapatan daerah digali berdasarkan potensi dan target yang ditetapkan secara rasional, sedangkan belanja daerah berorientasi pada pencapaian kinerja dan kepen-tingan publik. Implementasi desentralisasi keuangan daerah dijabarkan pada APBD yang difokuskan pada pencapaian visi pembangunan tahun 2016-2021, yaitu mewujud-kan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, 2017b. Kebijakan desentralisasi keuangan daerah bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis kewilayahan untuk memberikan nilai tambah, baik bagi petani, nelayan, peningkatan industri kreatif, usaha mikro, kecil, dan menengah, serta pariwisata. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, Pemkab Gunung-kidul mencapainya melalui kebijakan APBD dengan struktur yang terdiri atas pendapat-an daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Kemampuan pemerintah daerah menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pem-bangunan tergantung pada ketiga unsur tersebut. Kemampuan daerah mengoptimalkan potensi dan menggali sumber pendapatan baru sangat menentukan kemandirian keuang-an daerah. Peningkatan kemandirian keuangan daerah membutuhkan strategi dan renca-na aksi peningkatan PAD yang tepat sesuai kondisi dan karakteristik daerah. Untuk memperkuat derajad kemandirian keuangan daerah diperlukan penelitian analisis dan strategi peningkatan PAD. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan PAD dan merumuskan strategi serta rencana aksi peningkatan PAD. Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 KAJIAN TEORITIS Pendapatan daerah merupakan sejumlah dana yang diterima oleh daerah, baik yang berasal dari hasil usahanya sendiri maupun bantuan dati pemerintah pusat atau sumber lain yang sah. Struktur pendapatan daerah terdiri atas Pertama, PAD mencakup pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan, dan penerimaan lain yang sah misalnya hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak bisa dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah dengan uang asing, komisi, potongan, atau pun bentuk-bentuk lain sebagai akibat dari penjual-an/pengadaan barang/jasa. Kedua, dana perimbangan yang terdiri atas dana bagi hasil atau DBH dari pajak, kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi, dana alokasi umum atau DAU yang bersumber dari pendapatan bersih dalam negeri, dan dana alokasi khusus atau DAK. Ketiga, lain-lain pendapatan daerah yang sah, yaitu dana hibah, dana darurat, dana penyesuaian, dana otonomi khusus, dan bantuan dari daerah di atasnya atau daerah lain Anggara, 2016. Pengelolaan pendapatan dan belanja daerah mendasarkan pada prinsip bahwa pengeluaran harus didukung dengan kepastian penerimaan dalam jumlah yang cukup. Permasalahan keuangan daerah, antara lain kesenjangan fiskal fiscal gap yaitu tingginya kebutuhan fiskal daerah fiscal need, sedangkan kapasitas fiskal daerah tidak mencukupi. Pengelolaan potensi daerah menentukan PAD atau kemandirian keuangan daerah. Penyesuaian tarif, perbaikan sistem pelayanan, penertiban obyek, dan pemberla-kuan sistem denda bagi penunggak merupakan upaya intensifikasi, sedangkan menam-bah sumber pendapatan baru merupakan upaya ekstensifikasi Anggara, 2016. Strategi menutup kesenjangan fiskal pendapatan daerah, yaitu peningkatan penda-patan melalui penjualan jasa publik charging for public service, perbaikan adminis-trasi penerimaan pendapatan daerah revenue administration, peningkatan tarif, dan perluasan subyek-obyek pajak. Intensifikasi pemungutan retribusi dan pajak daerah, yaitu 1 memperluas basis penerimaan potensial secara ekonomi, antara lain meng-identifikasi pembayar pajak baru potensial, jumlah pembayar pajak, memperbaiki basis data obyek pajak, dan menghitung kapasitas penerimaan setiap jenis pungutan; 2 memperkuat proses pemungutan pajak melalui penyusunan Peraturan Daerah Perda, mengubah tarif, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; 3 mengawasi mela-lui pemeriksaan secara mendadak dan periodik, perbaikan sistem pengawasan, penerap-an sanksi penunggak pajak dan pihak fiskus, peningkatan pembayaran pajak, dan pelayanan; 4 melakukan efisiensi administrasi dan biaya pemungutan pajak dengan perbaikan prosedur administrasi berupa penyederhanaan administrasi pajak dan efisiensi pungutan; 5 meningkatkan kapasitas penerimaan dalam perencanaan dengan koordi-nasi instansi terkait. Ekstensifikasi perpajakan dilakukan melalui pemberian kewenang-an yang lebih luas kepada daerah. Perubahan sistem perpajakan dilakukan melalui sistem pembagian langsung atau beberapa basis pajak pusat dipungut oleh daerah Mardiasmo, 2002. Beberapa hasil penelitian sebelumnya digunakan sebagai referensi dalam peneli-tian ini. Penelitian Mohamed 2017 menyimpulkan bahwa sumber keuangan daerah belum dilaksanakan secara optimal karena banyaknya tantangan. Penelitian tersebut membahas sistem perpajakan, strategi pengumpulan pendapatan, lemahnya desentra-lisasi fiskal, dan kurangnya kompetensi petugas pengumpul pendapatan. Kelemahan Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 perpajakan ditunjukkan dengan belum adanya basis data pajak. Pemerintah lokal perlu mencari, menggali, dan menciptakan sumber keuangan baru Mohamed, 2017. Hampir sama dengan penelitian Mohamed 2017, penelitian Cruz et al. 2018 menyimpulkan bahwa keuangan Kota Bongabon tergantung pada pemerintah pusat. Pajak merupakan salah satu potensi sumber pendapatan daerah. Penelitian ini menyarankan agar dilaku-kan penelitian tentang pajak sebagai input pembuatan kebijakan pajak lokal Cruz, Cruz, & Antonio, 2018. Penelitian Ylvije dan Elez 2012 menyimpulkan bahwa penerimaan pajak sektor pariwisata sangat penting. Penerapan pajak tidak boleh mematikan sektor pariwisata. Penentuan tarif pajak terbaik akan mendorong pengembangan pariwisata dan dana pajak harus digunakan untuk investasi pengembangan pariwisata. Penerapan sistem pajak yang tepat akan mendorong sektor pariwisata dapat berkembang Ylvije & Elez, 2012. Penerimaan pendapatan pajak dirasakan belum optimal. Sektor pariwisata perlu diting-katkan kapasitasnya dan pendapatan sektor ini dapat digunakan untuk membiayai pembangunannya. Salah satu sumber PAD Kabupaten Gunungkidul adalah pendapatan sektor pari-wisata yang meningkat seiring dengan pengembangan pariwisatanya. Namun, upaya pengembangan tersebut masih bertumpu pada pungutan retribusi. FaladeObalade dan Dubey 2014 menyatakan pariwisata berperan penting terhadap pertumbuhan negara berkembang serta memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial dan ekonomi negara. Pariwisata sebagai salah satu sektor industri berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto PDB negara, kualitas hidup warga, dan penciptaan lapangan kerja. Penelitian Sitompul et al. 2014 menyatakan bahwa pengembangan pariwisata berka-itan dengan faktor amenitas, yaitu ketersediaan hotel dan restoran. Pajak hotel dan restoran berperan penting terhadap PAD Provinsi Banda Aceh. Kontribusi pajak hotel dan restoran masih rendah meskipun sistem pengumpulan pajak cukup efisien dan efektif. Pemerintah daerah seharusnya dapat meningkatkan sistem administrasi perpa-jakan, kualitas administrator pajak, lebih menekankan upaya intensif daripada ekstensif, dan menerapkan imbalan reward dan hukuman punishment Sitompul, Syahnur, & Ichsan, 2014. Otieno et al. 2013 menemukan adanya hubungan antara sistem informasi dan efisiensi maupun keefektifan pengumpulan pendapatan pemerintah lokal. Selain itu, ada hubungan positif antara sistem pengendalian internal dan pengumpulan pendapatan. Resistensi terhadap perubahan dapat menghambat implementasi sistem informasi Otieno et al., 2013. Penelitian oleh Githinji, Mwaniki, Kirwa, dan Mutongwa 2014 menemukan bahwa sistem pemungutan pajak di Kenya relatif buruk dan belum mendapatkan perhatian memadai. Sistem kendali internal terhadap pembayar pajak terbesar adalah sistem informasi manajemen dan infrastruktur teknologi informasi komunikasi pengumpulan pendapatan pemerintah kota Githinji et al., 2014. Teknologi dan sistem informasi berpengaruh pada pengumpulan pendapatan Karimi, Maina, & Kinyua, 2017. Sebuah penelitian tentang dampak teknologi dan sistem informasi pada pengumpulan pendapatan oleh Pemerintah Daerah Embu di Kenya mengacu teori adopsi teknologi dan merekomendasikan perlunya revisi Undang-Undang UU dan integrasi sistem informasi manajemen Karimi et al., 2017. Peningkatan pengumpulan pendapatan pemerintah lokal merupakan kunci untuk memenuhi kewajiban keuangan dalam memberikan layanan publik berkualitas. Banyak Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 negara memiliki basis pendapatan memadai, tetapi tingkat pengumpulan pendapatan rendah. Negara gagal mencapai target pengumpulan pendapatan lokal. Temuan peneli-tian ini bermanfaat bagi pemerintah daerah dalam melakukan perbaikan dan merumus-kan kebijakan pengumpulan pendapatan dengan penerapan teknologi dan sistem informasi yang memadai Karimi et al., 2017. Teknologi informasi memberikan dampak pada administrasi pajak. Teknologi informasi berpengaruh pada produktifitas pajak dan menunjukkan hubungan antara implementasi teknologi informasi pajak dan perencanaan pajak. Teknologi informasi yang berkaitan dengan pengajuan, pendaftaran dan pembayaran pajak online mempengaruhi produktifitas pajak, artinya sistem pajak online berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak Olatunji & Ayodele, 2017. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK merupakan salah satu reformasi birokrasi dalam menghadapi Revolusi Industri Amalia, 2018. Hal tersebut berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh peme-rintah Amalia, 2018. Pemanfaatan TIK pada organisasi pemerintah perlu ditingkatkan dalam mewujudkan tugas dan fungsinya. Demikian pula, pelayanan pajak dan retribusi pemerintah daerah dilaksanakan berbasis e-government. Berdasarkan uraian tersebut, peningkatan PAD dapat diupayakan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi, dan pengendalian internal pendapatan pemerintah lokal. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan melalui kemampuan membiayai sen-diri urusan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang membayar pajak dan retribusi Putra, 2018. Untuk mewujudkan hal tersebut, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian peningkatan PAD Kabupaten Gunungkidul mencakup pengelolaan potensi wisata, pajak, retribusi wisata, pajak hotel dan restoran, regulasi dan perencanaan, tarif pajak, dan sistem TIK. Penelitian sebelumnya lebih banyak merumuskan strategi, tetapi belum diimple-mentasikan secara operasional dengan merumuskan rencana aksi, sehingga hal spesifik yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perumusan strategi dan rencana aksi. Arti penting strategi dan rencana aksi peningkatan PAD adalah kebijakan peningkatan PAD yang lebih terencana, terukur, akuntabel, dan berorientasi pada kinerja performance. Strategi adalah seni mengintegrasikan antar faktor kunci keberhasilan agar terjadi sinergitas pencapaian tujuan Lembaga Admi-nistrasi Negara, 2008. Penyusunan strategi menggunakan pendekatan formulasi strategi matriks SWOT berdasarkan faktor-faktor internal strengths, weaknesses dan faktor-faktor eksternal opportunities, threats. Setelah strategi ditetapkan, rencana program kegiatan rencana aksi dirumuskan untuk mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan Lembaga Administrasi Negara, 2008. METODE PENELITIAN Penelitian analisis dan strategi peningkatan PAD di Kabupaten Gunungkidul dilakukan berbasis data pada kurun waktu tahun 2012–2018. Pendekatan diskriptif kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam Sugiyono, 2016. Infor-man dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling pada organisasi perangkat daerah OPD pengampu pendapatan. Pengumpulan data menggunakan tek-nik observasi, wawancara terhadap orang-orang kunci OPD pengampu pendapatan, dan dokumentasi berupa data sekunder meliputi data APBD, data komponen PAD, peraturan terkait PAD, dan data lain yang relevan. Untuk mendapatkan kredibilitas Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 data, penelitian ini menerapkan triangulasi berbagai teknik pengumpulan data, yaitu observasi pada saat diskusi Forum Gabungan Perangkat Daerah Pendapatan tahun 2019, data sekunder, dan wawancara pada informan dari Badan Keuangan dan Aset Daerah BKAD, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA, dan informan OPD relevan lainnya. Analisis terhadap data yang terkumpul dilakukan dengan penyajian dan reduksi data untuk mendapatkan pola yang jelas. Penyajian data dilakukan untuk memahami permasalahan yang terjadi, mendapatkan makna atas data, pola hubungan antarbagian dan secara keseluruhan, serta menarik kesimpulan Sugiyono, 2016. Penelitian ini menggunakan alat analisis SWOT yang terdiri atas kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities, dan ancaman threaths. SWOT merupakan Teknik Analisis Manajemen TAM, yaitu sebuah metode ilmiah untuk menilai keadaan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal secara komprehensif guna memperoleh informasi faktor kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran peningkatan PAD. Indikator faktor internal dan eksternal ditentukan berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Lembaga Administrasi Negara, 2008. Berdasarkan faktor internal dan eksternal tersebut, selanjutnya peneliti melakukan pembobotan dan evaluasi untuk menentukan strategi dan rencana aksi peningkatan PAD. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dengan memfo-kuskan pada analisis dan strategi peningkatan PAD. Rentang waktu analisis PAD adalah data tahun 2012-2018. Analisis hasil penelitian disajikan berikut ini. 1. Diskripsi Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Gunungkidul PAD Kabupaten Gunungkidul adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber di dalam daerah meliputi penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Pertama, pajak daerah terdiri atas pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB-P2, dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan BPHTB. Perda Kabupaten Gunungkidul No. 6 Tahun 2017 tentang Pajak Daerah telah menetapkan berbagai jenis pajak daerah sebagai bagian PAD Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, 2017a. Kedua, retribusi daerah terdiri atas retribusi pelayanan kesehatan, pelayanan persampahan, penggantian biaya akta pencatatan sipil dan Kartu Tanda Penduduk KTP, pelayanan pengendalian menara telekomunikasi, pemeriksaan kesehatan ternak di Poskeswan, jasa usaha tempat khusus parkir, jasa usaha tempat penginapan/villa, jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga, jasa usaha penjualan produksi usaha daerah, ijin mendirikan bangunan, dan ijin trayek. Beberapa Perda tentang retribusi adalah Perda No. 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar, Perda No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan kedua atas Perda No. 6 Tahun 2012 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga, dan Perda No. 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengelolaan Menara Teleko-munikasi. Ketiga, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan terdiri atas penerimaan laba Bank BPD DIY, Perusahaan Daerah PD BPR Bank Daerah Gunungkidul BDG, dan Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Handayani. Keempat, lain-lain PAD yang sah terdiri atas penerimaan lainnya yang tidak termasuk pada jenis pajak daerah dan retribusi daerah. Pertumbuhan dan sumbangan PAD Kabupaten Gunungkidul disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Pertumbuhan dan Sumbangan PAD terhadap Pendapatan Daerah PAD Rp / Pertumbuhan % Sumbangan PAD terhadap Pendapatan Daerah % Sumber BKAD Kabupaten Gunungkidul 2019. Tabel 1 menunjukkan bahwa selama kurun waktu tahun 2012-2018, rata-rata PAD Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan shift sebesar 25,97%. Data tersebut menunjukkan derajad desentralisasi fiskal kategori kurang karena pendapatan daerah ditopang sebagian besar oleh dana transfer pemerintah pusat kepada daerah Tangkilisan, 2007. Sesuai pandangan Mohamed 2017 dan Cruz et al. 2018 bahwa penerimaan daerah belum optimal dan terjadi ketergantungan keuangan daerah terhadap pemerintah pusat. Tingkat ketergantungan keuangan terhadap pemerin-tah pusat masih dominan. Pada tahun 2013-2014, peningkatan PAD mencapai nilai paling besar, yaitu 90,95%. Namun, PAD tahun 2017-2018 mengalami penurunan sebesar 19,42%. Data kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah terendah terjadi pada tahun 2012 dan diikuti tahun 2013. Sumbangan PAD terbesar terjadi pada tahun 2017 sebesar 14,69%, sedangkan kon-tribusi share PAD terhadap pendapatan daerah menggambarkan derajad desentralisasi fiskal tahun 2012-2018 rata-rata sebesar 11,73%. Derajad desentralisasi fiskal dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah PAD dengan total pendapatan daerah Putra, 2018. Capaian pendapatan tersebut berasal dari 12 dua belas organisasi perangkat daerah OPD pengampu pendapatan di Kabupaten Gunungkidul, yaitu RSUD Wono-sari, Badan Keuangan dan Aset Daerah BKAD, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman DPUPRKP, Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perda-gangan Disperindag, Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo, Dinas Pena-naman Modal dan Pelayanan Terpadu DPMPT, Dinas Pertanian dan Pangan, dan Dinas Lingkungan Hidup. PAD berasal dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Kom-ponen pertama, analisis terhadap hasil pajak daerah disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 Tabel 2. Pajak Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2018 Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Berdasarkan Tabel 2, hasil pajak daerah rata-rata tumbuh 35,05%. Peningkatan terbesar terjadi pada periode tahun 2013-2014 sebesar 130,58%. Komponen kedua PAD, yaitu hasil retribusi daerah dijelaskan pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Retribusi Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2018 Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Hasil retribusi daerah mengalami peningkatan rata-rata sebesar 10,93%. Pening-katan tertinggi terjadi pada tahun 2012-2013 sebesar 27,24%. Pertumbuhan terendah pada tahun 2013-2014 sebesar 2,63%. Selanjutnya, komponen ketiga PAD adalah hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan mengalami peningkatan rata-rata 18,81%. Persentase peningkatan terbesar pada tahun 2014-2015 sebesar 33,32% dan diikuti tahun 2012-2013 sebesar 27,88%. Pada tahun 2016-2017, pertumbuhan terkecil adalah 1,14% dan diikuti tahun 2017-2019 sebesar 11,74%. Komponen PAD keempat adalah lain-lain PAD yang sah disajikan pada Tabel 5 berikut ini. Pertumbuhan lain-lain PAD yang sah terbesar pada tahun 2013-2014 sebesar 147,74% diikuti tahun 2016-2017 sebesar 45,35%. Tahun 2017-2018 terjadi pertumbuhan negatif sebesar 35,11% dan diikuti tahun 2015-2016 sebesar 2,01%. Data dari keempat sumber PAD menunjukkan bahwa secara berturut-turut persentase rata- Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 rata peningkatan mulai dari yang terbesar adalah hasil pajak daerah, lain-lain PAD yang sah, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan retribusi daerah. Ringkasan hasil tersebut disajikan pada Tabel 6. Tabel 4. Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan Tahun 2012-2018 Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan Rp Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Tabel 5. Lain-lain PAD yang Sah Tahun 2012-2018 Lain-lain PAD Yang Sah Rp Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, perkembangan komponen PAD selama periode 2012-2018 diuraikan sebagai berikut Pertama, pendapatan pajak daerah tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 130,58%. PBB-P2 meningkat karena adanya kebijakan pelimpahan wewenang pengelolaan dan pemungutan PBB-P2 dan BPHTB dari Dirjen Pajak Kementerian Keuangan kepada daerah, sehingga menjadi sumber pemasukan daerah. Hal tersebut sesuai Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri No. 15/ dan No. 10 Tahun 2014 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan PBB-P2 menjadi Pajak Daerah. Untuk meningkatkan pajak sektor pariwisata, pendapatan pajak hotel dan restoran perlu diintensifkan dan tidak hanya fokus pada retribusi. Hal tersebut sesuai pandangan Sitompul et al. 2014, yaitu peningkatan sistem administrasi perpajakan, peningkatan kualitas petugas, upaya pajak secara intensif, dan menerapkan imbalan dan hukuman. Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 Tabel 6. Sebaran Perkembangan Komponen PAD Tahun 2012 – 2018 3. Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang Sah Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Keterangan Pertumbuhan di atas rata-rata Pertumbuhan negatif terjadi penurunan Peringkat 1-6 menunjukkan perkembangan terbesar menuju terkecil. Kedua, pendapatan retribusi daerah tahun 2013 dan 2016 berada di atas rata-rata. Namun, retribusi pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan. Pada tahun 2018, target pendapatan retribusi pariwisata hanya tercapai sebesar Hal ini disebabkan faktor isu bencana alam di pantai yang terjadi di daerah lain dan bencana banjir yang mempengaruhi niat dan persepsi wisatawan ber-kunjung ke Gunungkidul. Meskipun mengalami penurunan, retribusi sektor pariwisata berperan dalam pendapatan, karena kontribusinya terhadap PAD cukup tinggi. Pada sisi lain, yang harus diperhatikan adalah penarikan pajak hotel dan restoran Sitompul et al., 2014 dan tidak hanya memungut retribusi pariwisata. Data DPUPRKP menunjukkan target penerimaan hanya mencapai 67,61% dari target Faktor penye-babnya adalah 1 Target sewa rusunawa tidak terpenuhi karena waktu penyusunan PAD sewa rusunawa tahun 2018 tarif perhitungannya lebih tinggi. Dasar pemberlakuan adalah Perbup No. 40 Tahun 2017 besaran tarif lebih rendah; 2 Ruang komersial belum dilengkapi sarana prasarana memadai, seperti sarana air bersih, saluran air kotor, Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL, dan bangunan masih dalam tahap penyempur-naan; dan 3 Penghuni rusunawa keluar masuk yang mengakibatkan kurang lancarnya penerimaan sewa rusunawa. Ketiga, hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan mengalami rata-rata peningkatan sebesar 18,81%. Peningkatan di atas rata-rata berturut-turut dari yang terbesar adalah pada tahun 2015, 2013, dan 2016, yaitu naiknya deviden daerah dari PT Bank BPD dan PD BPR BDG. Keempat, kontribusi lain-lain PAD yang sah mengalami dinamika yang menarik. Pertama, pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 147,74%. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah lonjakan dana kapitasi kompensasi pelayanan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah BLUD RSUD dan Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan; Kedua, pada tahun 2017 terjadi peningkatan di atas rata-rata karena dana Biaya Operasional Sekolah BOS masuk pada komponen tersebut; dan Ketiga, pada tahun 2018 mengalami penurunan. Faktor penyebabnya adalah dana BOS pada tahun 2017 masuk klasifikasi Lain-lain PAD yang sah. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Mendagri No. 910/106/SJ tanggal 11 Januari 2017 tentang Petunjuk Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 Teknis Penganggaran, Pelaksanaan, dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana BOS Satuan Pendidikan Negeri yang Diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota pada APBD mengatur bahwa pendapatan Dana BOS dianggarkan pada PAD dalam kategori Jenis Lain-lain PAD yang sah Kementerian Dalam Negeri RI, 2017. Namun, setelah tahun 2017 terjadi perubahan kebijakan, yaitu dana BOS masuk rekening Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berdasarkan Peraturan Mendagri No. 134 Tahun 2018 Kementerian Dalam Negeri RI, 2018. Pengalaman pendapatan dana kapitasi BPJS Kesehatan dan BOS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, sesuai pandangan Mohamed 2017 dan Cruz et al. 2018 bahwa sumber-sumber keuangan daerah atau PAD belum optimal menopang pendapatan dan terjadi ketergantungan keuangan daerah pada pemerintah pusat. Sebagian dana kapitasi BPJS Kesehatan yang diterima Pemda merupakan imbal balik belanja premi yang dibayarkan Pemda kepada BPJS kesehatan. Analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa PAD Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan, tetapi belum signifikan, stabil, dan aman dalam menopang keuangan daerah. Kondisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut 1 Peningkatan penerimaan pada komponen PAD dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pemerintah pusat. Hal tersebut sesuai pandangan Cruz et al. 2018 tentang ketergantungan keuangan daerah pada pemerintah pusat, yaitu Pertama, penerimaan PBB-P2 meningkat tajam pada tahun 2014 karena kebijakan pemerintah pusat mendaerahkan PBB-P2, menggeser pendapatan pajak pusat menjadi pajak daerah; Kedua, tahun 2014 pada lain-lain PAD yang sah mengalami peningkatan sebesar 147,74% karena alokasi dana kapitasi yang diberikan oleh BPJS sebagai kompensasi pelayanan dasar dan rujukan di BLUD Puskesmas dan RSUD. Pendapatan BLUD langsung digunakan untuk mengganti biaya pelayanan dan tidak boleh untuk membiayai kegiatan investasi; Ketiga, komponen PAD secara akuntansi tidak tepat dalam memasukkan kode rekening pendapatan, yaitu dana BOS masuk PAD kom-ponen lain-lain PAD yang sah, sementara secara regulasi dana BOS bukan bagian dari PAD. Penempatan dana BOS sesuai kebijakan Kemendikbud sebagai rekening penampungan untuk menghindari hibah langsung ke sekolah. 2 Peningkatan PAD dengan kondisi sangat rentan vulnerable atas pengaruh situasi tertentu sebagaimana pandangan Mohamed 2017 menyatakan bahwa keuangan daerah mengalami banyak tantangan yang harus mampu dipecahkan oleh daerah. Khususnya, PAD retribusi rekreasi dan olahraga yang dikelola Dinas Pariwisata. Pada kurun waktu sebelumnya selama 5 lima tahun mengalami peningkatan tetapi pada tahun 2018 mengalami penurunan karena terdampak isu bencana alam di luar Kabupaten Gunungkidul. Persepsi wisatawan datang berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul dan citra destinasi wisata turut mempengaruhi penerimaan retribusi pariwisata. 3 Adanya komponen PAD yang mengalami stagnasi karena regulasi Perda dan Perbup yang mengatur dasar pemungutan sudah kadaluwarsa out of to date. Contohnya, tarif parkir motor hanya senilai Rp500. Sesuai pandangan Mardiasmo 2002, untuk meningkatkan pendapatan agar berjalan secara optimal diperlukan kajian peningkatan tarif dan penjualan jasa publik charging for services, sehingga sudah saatnya untuk melakukan peninjauan tarif. Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 4 Adanya piutang pajak dan retribusi, sehingga pendapatan tidak maksimal. Contoh-nya, PBB-P2 terdapat piutang, pajak reklame belum dibayar, reklame sudah dipasang tetapi belum berizin, dana PBB-P2 yang dipungut perangkat desa belum disetor ke kas daerah, dan retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB sudah diterbitkan izinnya tetapi dokumen belum atau tidak diambil oleh pemohon dan retribusinya belum dibayar. Mardiasmo 2002 menyatakan perlunya peningkatan pengawasan dan penerapan sanksi pada penunggak, serta perbaikan administrasi pendapatan. Upaya itu perlu dilakukan agar pendapatan diperoleh dengan cepat dan didukung oleh sistem informasi pendapatan daerah. 5 Kontribusi pajak lebih besar dibandingkan pendapatan retribusi. Namun, kontribusi pajak belum signifikan dan masih mengandalkan PBB-P2 dan belum mendasarkan obyek pajak lain. Penghasilan pajak disebabkan kebijakan pengalihan PBB-P2 dari pendapatan pemerintah pusat atau pendaerahan pajak. Potensi pajak selain PBB-P2 yang cukup potensial adalah pajak restoran/rumah makan dan pajak hotel belum berkontribusi signifikan pada PAD seiring dengan perkembangan pariwisata. Penen-tuan tarif pemungutan harus tepat. Hal tersebut untuk menghindarkan penerapan pajak sektor pariwisata yang dapat mematikan pariwisata itu sendiri. Oleh karena itu, penetapan sistem pajak yang tepat mendorong sektor pariwisata bisa berkembang dengan pesat Ylvije & Elez, 2012. 6 Belum ada upaya Pemda untuk mendayagunakan aset daerah menjadi sumber pendapatan passive income dari aset. Hanya terdapat dua sumber pendapatan yang berasal dari pendayagunaan aset, yaitu berupa sewa tanah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU dan sewa Gedung Olah Raga GOR Siyono untuk rumah makan Gunungkidul Steak GK Steak. Selain itu, masih adanya tanah milik Pemda yang belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut Mohamed 2017, optimalisasi pendapatan daerah memerlukan strategi pengumpulan pendapatan yang optimal dan didukung sistem informasi pendapatan daerah. Pandangan Karimi et al. 2017, Otieno et al. 2013, Githinji et al. 2014 dan Olatunji dan Ayodele 2017 menekankan pentingnya penggunaan sistem informasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta adopsi teknologi dalam optimalisasi penda-patan yang signifikan. 2. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman SWOT PAD Kabupaten Gunungkidul Analisis isu-isu strategis berdasarkan aspek internal dan eksternal mencakup ke-kuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman disajikan pada Tabel 7-9 berikut ini. Tabel 7. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman SWOT 1 Potensi pajak dan retribusi daerah di berbagai sector. 2 Trend pertumbuhan PAD meningkat periode tahun 2012-2018. 3 Regulasi dan tarif PAD. 4 Tersedia anggaran pemungutan PAD 5 Pemungutan PAD secara online didukung closed circuit television CCTV. 1 Kompetensi dan komitmen petugas pemungut pendapatan rendah. 2 Pemungutan PAD belum online. 3 Data base dan perencanaan penerimaan pajak retribusi belum akurat. 4 Tarif pajak daerah kadaluwarsa. 5 Aset Pemda belum optimal sebagai passive income. Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 6 Cash opname PAD secara berkala. 7 Penambahan obyek wisata yang ditarik retribusi tempat rekreasi dan olahraga. 8 Layanan mempermudah estimasi retribusi. 6 SOP pemungutan pajak dan retribusi tumpang tindih. 7 IMB belum online single submission OSS. 8 52% wilayah adalah kawasan lindung geologi membatasi investasi. 1 Kawasan strategis pariwisata dengan obyek wisata mampu menarik PAD. 2 Tumbuhnya investasi swasta. 3 Gunungsewu United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization UNESCO Global Geopark. 4 Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Pariwisata. 1 Kepatuhan wajib pajak-retribusi rendah, sehingga terdapat tunggakan/piutang. 2 Kegiatan usaha belum berizin, sehingga tidak masuk PAD. 3 Bencana alam menyebabkan minat wisatawan berkunjung menurun. 4 Kebijakan pusat menghapuskan sumber PAD. Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Tabel 8. Matriks Internal Factor Evaluation IFE PAD Kabupaten Gunungkidul 1 Potensi pajak dan retribusi daerah di berbagai sektor. 2 Trend pertumbuhan PAD meningkat tahun 2012-2018. 3 Adanya regulasi dan tarif PAD. 4 Tersedianya anggaran pemungutan PAD. 5 Pemungutan PAD secara online didukung CCTV. 6 Cash opname PAD secara berkala. 7 Penambahan lokasi obyek wisata yang ditarik retribusi tempat rekreasi dan olahraga. 8 Layanan mempermudah estimasi retribusi. 1 Kompetensi dan komitmen SDM pemungut pendapatan rendah. 2 Pemungutan PAD belum online. 3 Data base dan perencanaan penerimaan pajak dan retribusi belum akurat. 4 Tarif pajak daerah kadaluwarsa. 5 Aset Pemda belum optimal sebagai passive income. 6 SOP pemungutan pajak dan retribusi tumpang tindih. 7 IMB belum melalui online single submission OSS. 8 52% wilayah adalah kawasan lindung geologi, yang membatasi kegiatan investasi. Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Tabel 9. Matriks External Factor Evaluation EFE PAD Kabupaten Gunungkidul 1 Kawasan strategis pariwisata dengan obyek wisata mampu menarik PAD 2 Tumbuhnya investasi swasta Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 3 Gunungsewu UNESCO Global Geopark 4 Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Pariwisata 1 Kepatuhan wajib pajak dan retribusi rendah 2 Kegiatan usaha belum berizin. 3 Bencana alam menyebabkan minat wisatawan berkunjung menurun 4 Kebijakan pusat menghapuskan sumber PAD Sumber Analisis hasil penelitian 2019. Tabel 10. Pemetaan Interaksi Faktor Internal dan Eksternal Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan Strenght – S 1 Potensi pajak dan retribusi daerah di berbagai sektor. 2 Trend pertumbuhan PAD meningkat per tahun 2012-2018. 3 Adanya regulasi dan tarif PAD. 4 Tersedianya anggaran pemungutan PAD. 5 Pemungutan PAD secara online didukung CCTV. Kelemahan Weakness – W 1 Kompetensi dan komitmen SDM pemungut pendapatan rendah. 2 Pemungutan PAD belum online. 3 Data base dan perencanaan penerimaan pajak retribusi belum akurat. 4 Tarif pajak daerah kadaluwarsa. 5 Aset Pemda belum optimal sebagai passive income. Peluang Opportunities –O 1 Kawasan strategis pariwisata dengan obyek wisata mampu menarik PAD. 2 Tumbuhnya investasi swasta. 3 Gunungsewu UNESCO Global Geopark. 4 Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Pariwisata. Strategi S – O 1. Ekstensifikasi dan intensifikasi pajak dan retribusi kawasan strategis pariwisata serta percepatan investasi s1, o1, o2. 2. Implementasi regulasi dan tarif PAD pada kawasan strategis pariwisata serta percepatan investasi s2, o1,o2. 3. Optimalisasi layanan pemungutan PAD secara online didukung percepatan layanan investasi s5, o1, dan o2. Strategi W – O 1. Peningkatan kompetensi dan komitmen SDM guna mendukung investasi dan perwujudan Gunungsewu UNESCO Global Geopark w1, o2, o3. 2. Pemungutan PAD online guna mendukung percepatan investasi w2, o2. 3. Penyusunan data based pajak dan retribusi pada obyek wisata di kawasan strategis wisata w3, o1. Ancaman Threats-T 1 Kepatuhan wajib pajak dan retribusi rendah. 2 Kegiatan usaha belum berizin. 3 Bencana alam menyebabkan minat wisatawan berkunjung Strategi S – T 1. Intensifikasi PAD dengan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan retribusi melalui percepatan perizinan s1, t1, t2. 2. Optimalisasi pemantauan PAD Strategi W – T 1. Peningkatan kompetensi dan komitmen SDM untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan retribusi serta tertib perizinan w1, t1, t2. Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 menurun. 4 Kebijakan pusat menghapuskan berbagai sumber PAD . online terintegrasi mitigasi bencana s5, t3. Sumber Hasil analisis SWOT 2019. Berdasarkan hasil analisis SWOT Tabel 10, maka strategi kebijakan dirumuskan untuk meningkatkan PAD Kabupaten Gunungkidul, yaitu 1. Strategi Kekuatan–Peluang S–O a. Pengembangan dan intensifikasi obyek pajak dan retribusi pada kawasan strategis pariwisata dan percepatan investasi. Kabupaten Gunungkidul adalah daerah tujuan wisata potensial yang berpeluang untuk pengembangan investasi. Pemda dapat mengembangkan sumber-sumber PAD dan mengintensifkan pemungutan PAD potensial terutama pada kawasan wisata. Potensi sumber PAD yang bisa diraih, antara lain 1 Kawasan strategis potensial diintensifkan retribusinya, yaitu kawasan wisata pantai dengan mene-rapkan sistem satu pintu, sistem parkir terpadu, dan pembaruan sistem tiket dari sistem karcis ke e-ticketing; 2 Retribusi IMB sangat potensial, tetapi masih banyak bangunan yang belum bisa dipungut IMBnya; 3 Retribusi Surat Ijin Usaha SIU; dan 4 Kerjasama pemanfaatan aset milik pemerintah daerah. b. Percepatan investasi, implementasi regulasi, dan tarif pajak-retribusi pada ka-wasan strategis pariwisata. Komponen pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan dalam Perda dapat dibuat-kan Standard Operating Procedure SOP dan dipungut, sehingga tidak terjadi piutang PAD atau kemungkinan terjadinya PAD yang hilang. c. Optimalisasi layanan pemungutan PAD secara online didukung percepatan layanan investasi. Layanan pemungutan PAD online dan percepatan layanan investasi wajib dila-kukan agar realisasi investasi dapat berjalan lebih cepat dan potensi pendapatan lebih cepat dipungut, serta langsung masuk PAD melalui bank mitra pemerintah daerah PT Bank BPD DIY dengan sistem transfer non-tunai TNT. Contoh-nya, retribusi IMB ditarik bersamaan saat pemohon menerima IMB satu paket dengan aplikasi perizinan dan wajib langsung transfer ke rekening kas daerah. Semakin banyaknya investasi merupakan pendukung potensi PAD yang bisa dipungut. 2. Strategi Kelemahan–Peluang W–O a. Peningkatan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia SDM/aparatur sipil negara guna mendukung investasi dan perwujudan Gunungsewu UNESCO Global Geopark. SDM yang menangani pajak dan retribusi dapat ditingkatkan kompetensi dan komitmennya dalam pengelolaan PAD melalui program pendidikan dan pelatih-an pajak–retribusi dan rekrutmen tenaga harian lepas THL bidang pajak dan retribusi secara transparan. Kegiatan ini dapat dianggarkan pada masing-masing perangkat daerah Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 b. Pemungutan PAD online guna mendukung percepatan realisasi investasi. Pemungutan PAD online dilaksanakan untuk meningkatkan kecepatan pelayanan pelanggan dan mendorong wajib pajak-retribusi semakin patuh membayar pajak dan retribusi tepat waktu, sehingga tidak terjadi piutang daerah. c. Penyusunan basis data pajak-retribusi yang akurat pada obyek wisata di kawasan strategis wisata. Basis data pajak-retribusi disusun dengan metode survei menggunakan sistem blok dan prioritas pada kawasan strategis wisata sebagai pusat kegiatan ekonomi berdasarkan wilayah administrasi. Pemutakhiran obyek pajak tidak hanya diprio-ritaskan di kawasan perkotaan saja, tetapi juga menyasar kawasan wisata. Pada umumnya, di kawasan-kawasan wisata berdiri bangunan baru, seperti hotel, rumah makan, dan homestay yang dapat menjadi potensi PBB-P2 dan dapat disesuaikan Nilai Jual Obyek Pajak NJOPnya. 3. Strategi Kekuatan–Ancaman S–T a. Intensifikasi pajak-retribusi daerah dengan meningkatkan kepatuhan compli-ance wajib pajak-retribusi melalui percepatan layanan perizinan. Pendekatan kepatuhan diterapkan dengan sistem panutan, keteladanan, pembe-rian insentif, dan penghargaan kepada para wajib pajak-retribusi yang membayar tepat waktu dan memberikan sanksi kepada wajib pajak-retribusi yang tidak patuh membayar. Intensifikasi pajak-retribusi daerah dipacu melalui percepatan layanan perizinan dengan prosedur ketika izin sudah diterbitkan, maka secara resmi telah dipungut pajak-retribusi perubahan dari sistem cash basis ke accru-al basis. Ketika pelaku usaha telah beroperasi, maka potensi pajak-retribusi yang dipungut semakin besar dan meningkat dari tahun ke tahun. Contohnya, pajak reklame dipungut ketika pelaku usaha mengajukan izin pemasangan iklan pada tempat-tempat yang diperkenankan oleh Perda. b. Optimalisasi pemantauan online digitalisasi PAD terintegrasi mitigasi bencana alam wisata pantai. Strategi digitalisasi pada era teknologi informasi sebagai kebutuhan, termasuk pada pengelolaan PAD. Sebagian besar karakter obyek wisata Kabupaten Gunungkidul adalah kawasan wisata pantai, seperti Pantai Baron, Kukup, Krakal, Drini, Siung, dan Sepanjang, yang potensial dipungut retribusi rekreasi dan olahraga, merupakan kawasan rawan bencana gelombang pasang dan tsunami. Retribusi dan mitigasi bencana memerlukan digitalisasi agar informasi kejadian segera dapat diantisipasi dan diselesaikan dengan cepat. Pemasangan kamera CCTV yang tersentral dan dikendalikan Network Operation Center NOC pada kawasan wisata memudahkan petugas pungut retribusi, BKAD, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD memonitor situasi obyek wisata secara real time. Pemasangan kamera CCTV pada pos retribusi menganti-sipasi kebocoran atau penyimpangan tiket/karcis retribusi karena semua aktifitas terekam audio visual CCTV secara online. 4. Strategi Kelemahan–Ancaman W–T Peningkatan kompetensi dan komitmen aparatur sipil negara guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan retribusi, serta tertib perizinan usaha. Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 Berpijak pada faktor kelemahan SDM, upaya peningkatan kompetensi dan komit-men SDM diperlukan melalui pendidikan pelatihan intensif, seperti pelatihan pemetaan dan perhitungan PBB-P2, penentuan NJOP, penilaian property, dan pemutakhiran data obyek pajak. Berdasarkan strategi yang telah dirumuskan, selanjutnya rencana aksi peningkatan PAD Kabupaten Gunungkidul disusun dalam Tabel 11, sebagai berikut Tabel 11. Rencana Aksi Peningkatan PAD Kabupaten Gunungkidul Pihak Terkait/ Perangkat Daerah Pengkajian pengembangan potensi PAD. BAPPEDA, Bagian Administrasi Perekonomian dan SDA Sekretariat Daerah Setda, BKAD, Perguruan Tinggi/Pakar/Dewan Riset Daerah DRD Pengkajian Perda yang kadaluwarsa dan penyusunan regulasi baru Perda dan Perbup yang up to date. DPRD, Bagian Hukum Setda, Bagian Administrasi Perekonomian Setda, BKAD, Perguruan Tinggi. Penyusunan standar operating procedure SOP pemungutan dan penagihan pajak-retribusi. BKAD, Bagian Hukum Setda, Bagian Organisasi Setda, Bagian Administrasi Perekonomian dan SDA Setda. Sosialisasi pajak-retribusi pemasangan spanduk, banner, baliho, siaran radio, dan talkshow radio . BKAD, Dinas Kominfo, Radio Suara Dhaksinarga, Bagian Administrasi Perekonomian dan SDA Setda. Peningkatan kompetensi dan komitmen SDM bidang pajak- retribusi a. Pelatihan pemetaan dan penilaian obyek PBB-P2 bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional BPN dan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional STPN b. Penilaian properti. BKAD, BPN, STPN, Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah BKPPD Intensifikasi PAD a. Penyusunan basis data obyek PAD hotel, homestay, rumah makan, dan reklame. b. Review PAD secara periodik 1 bulan sekali. c. Pemungutan pajak terpadu online e-pajak. d. Tanda tangan digital Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT PBB. e. Pemungutan retribusi terpadu online e-retribusi seperti e-retribusi pasar, e-retribusi wisata e-ticketing. f. Pemberian insentif 5% atas pencapaian target pajak-retribusi pada pengelola/petugas PAD. g. Kerjasama pemanfaatan aset Pemda agar mendatangkan PAD, yaitu perjanjian sewa, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha KPBU, bangun serah guna rest area/sarana wisata, dan obyek vital daerah. h. Penyelenggaraan event wisata, yaitu Gunungsewu Festival, Gunungkidul Festival, Festival Akhir Tahun, dan lain-lain. BKAD, Inspektorat Daerah, Dinas Pariwisata, Bagian Administrasi Perekonomian dan SDA Setda, Dinas Kominfo, Lembaga Sandi Negara Lemsaneg, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu DPMPT, Semua Dinas Pengelola PAD, PT Bank BPD, Notaris. Peningkatan kualitas pelayanan perizinan online tanda tangan digital, aplikasi perizinan, dan siap antar perizinan-non-perizinan. DPMPT, Bagian Organisasi Setda, Lemsaneg, Dinas Kominfo. Penagihan piutang pajak-retribusi BKAD, DPMPT, DUPRKP, Satuan Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 Pihak Terkait/ Perangkat Daerah Polisi Pamong Praja Satpol PP, semua dinas pengelola PAD, PT Bank BPD, Bank BDG, Inspektorat Daerah. Peningkatan kepatuhan wajib pajak dan retribusi a. Operasi pro justisia perizinan pajak reklame, PJU, izin trayek, KIR Kendaraan, IMB, dan lain-lain b. Pekan panutan wajib pajak c. Penghargaan pada wajib pajak d. Pemberian sanksi pada wajib pajak dan retribusi yang belum/tidak membayar termasuk petugas pungut yang belum menyetorkan pajak SatPol PP, BKAD, Dinas Perhubungan, DPMPT, DPUPRKP, PT Bank BPD, Bank BDG, Inspektorat Daerah, Bagian Hukum Setda. Pemungutan PAD secara online digitalisasi dan didukung kamera CCTV pada obyek wisata pos retribusi, tempat parkir, dan kawasan pantai rawan bencana Dinas Kominfo, Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, BPBD. Peningkatan koordinasi perencanaan dan pengawasan melalui a. Forum perangkat daerah fungsi pendapatan b. Penetapan target PAD yang realistis BAPPEDA, BKAD, Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD. Pembangunan infrastruktur teknologi informatika dan komunikasi infrastruktur jaringan, integrasi internet antar OPD sampai desa, dan pembuatan aplikasi pemungutan PAD Dinas Kominfo, BKAD, Pemerintah Desa. Sumber Hasil analisis penelitian 2019. Strategi dan rencana aksi tersebut merupakan rencana organisasi perangkat daerah yang dilaksanakan secara terpadu serta terkoordinasi untuk mencapai sasaran pening-katan PAD. Formulasi strategi dan rencana aksi dilakukan dengan mengintegrasikan faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi agar tercipta sinergi pencapaian tujuan dan sasaran sesuai pedoman Lembaga Administrasi Negara 2008. KESIMPULAN DAN SARAN PAD Kabupaten Gunungkidul meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Selama kurun waktu tahun 2012-2018, PAD Kabupaten Gunungkidul mengalami pertumbuhan shift rata-rata sebesar 25,97%. Sumbangan share PAD terhadap pendapatan daerah meng-gambarkan derajad desentralisasi fiskal selama kurun waktu tahun 2012-2018 rata-rata sebesar 11,73%. Beberapa obyek PAD mengalami peningkatan dan penurunan. Strategi peningkatan PAD yang mendasarkan pada kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diformulasikan menjadi strategi dan rencana aksi peningkatan PAD untuk diimplemen-tasikan perangkat daerah terkait. Berdasar hasil penelitian ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul disarankan untuk Pertama, meningkatkan kompetensi serta komitmen sumber daya manusia pengelola pajak-retribusi yang dianggarkan oleh masing-masing perangkat daerah pengelola pendapatan; Kedua, menyusun program peningkatan PAD dan implementasi rencana aksi peningkatan PAD secara konsisten; Ketiga, memanfaatkan teknologi infor-masi dan komunikasi, sistem informasi, digitalisasi, dan pemungutan PAD online Jurnal Maksipreneur │ Vol. 9 No. 1 │ Desember 2019 missalnya e-ticketing; dan Keempat, mengoptimalkan kerjasama antarpihak. Selain itu, peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat memfokuskan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PAD pada organisasi perangkat daerah pengampu pendapatan di Kabupaten Gunungkidul. DAFTAR REFERENSI Amalia, S. 2018. Reformasi Birokrasi Strategi Menghadapi Revolusi Industri Jurnal Wacana Kinerja Kajian Praktis-Akademis Kinerja dan Administrasi Pelayanan Publik, 212 0–2. Anggara, S. 2016. Administrasi Keuangan Negara I. Bandung CV Pustaka Setia. Cruz, A. L. M., Cruz, F. J. M., & Antonio, O. C. C. 2018. Assessing the Revenue Raising Capacity of the Local Government of Bongabon in the Philippines. Journal of Public Administration and Governance, 83 99. 5296/ FaladeObalade, T. A., & Dubey, S. 2014. Managing Tourism as a source of Revenue and Foreign direct investment inflow in a developing Country The Jordanian Experience. International Journal of Academic Research in Economics and Management Sciences, 33, 15–42. Githinji, R. K., Mwaniki, M., Kirwa, K. J., & Mutongwa, S. M. 2014. Information and Communication Technology ICT on Revenue Collection by Kenyan Counties. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 411, 238–260. Karimi, H., Maina, K. E., & Kinyua, J. M. 2017. Effect of Technology and Infor-mation Systems on Revenue Collection by the County Government of Embu, Kenya. International Academic Journal of Information Systems and Technology, 21, 19–35. Retrieved from Kementerian Dalam Negeri RI 2017. Surat Edaran Mendagri No. 910/106/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan, dan Penatausahaan serta Pertang-gungjawaban Dana BOS Satuan Pendidikan Negeri yang Diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. Kementerian Dalam Negeri RI 2018. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2020, Pub. L. No. 134 2018. Indonesia. Retrieved from Lembaga Administrasi Negara. 2008. Teknik-teknik Analisis Manajemen. Jakarta Lembaga Administrasi Negara LAN RI. Mardiasmo. 2002. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Kesatu. Yogya-karta Andi Offset. Mohamed, A. A. 2017. Challenges of Mogadishu Local Government Revenue. In Proceedings of the 2017 2nd International Conference on Humanities and Social Science HSS 2017 Vol. 83, pp. 529–533. Paris, France Atlantis Press. Jurnal Maksipreneur │ ISSN printed 2089-550X │ ISSN online 2527-6638 Olatunji, O. C., & Ayodele, K. B. 2017. Impact of ICT on Tax Administration in Nigeria. Glopbal Journal of Management and Business Research, 172, 24–33. Retrieved from Otieno, O. C., Oginda, M., Obura, J. M., Aila, F. O., Ojera, P. B., & Siringi, E. M. 2013. Effect of Information Systems on Revenue Collection by Local Authorities in Homa Bay County, Kenya. Universal Journal of Accounting and Finance, 11, 29–33. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul 2017a. Peraturan Daerah Kabupaten Gunung-kidul No. 6 Tahun 2017 tentang Pajak Daerah. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. 2017b. Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021. Gunungkidul Pemerintah Kabupa-ten Gunungkidul. Putra, W. 2018. Tata Kelola Ekonomi Keuangan Daerah Edisi 1, C. Depok Rajawa-li Pers. Sitompul, A., Syahnur, S., & Ichsan, C. 2014. The Role of Hotel and Restaurant Taxes and Its Effect on Banda Aceh’s Local Own Source Revenue. Aceh International Journal of Social Sciences, 31, 45–57. Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung CV Alfabeta. Tangkilisan, H. N. S. 2007. Manajemen Publik. Eds. Y. Hardiwati, Edisi Kedua. Jakarta PT Grasindo. Ylvije, & Elez, O. 2012. Management of the taxation on tourism operators, an important component of revenues and investments in the tourism sector. Academicus International Scientific Journal, 6, 126–135. ... 4 The current implementation of the fiscal decentralization regime is somewhat different than that in the decade of the 2000s early implementation. Technology information and its supporting infrastructures have developed much in the past twenty years, which has led to effectiveness and efficiency in generating local-own-source revenue Nilawati, 2019;Rachmawati et al., 2018;Saifuddin, 2020;Worumi, 2018. However, this technology utilization remains limited to the development of the information system within the local government, tax reporting, data synchronization, public services payment, etc. ... Yudistira Hendra PermanaRizqi AzizahNovita WilaThis paper studies the feasible digital content business model of Jogja Istimewa Television JITV and Jogja Istimewa Application JI App under the management of the Yogyakarta Provincial Office of Communications and Informatics. Thanks to the development of digital transformation and digital content business, both are now integrated to reach a broader market since they provide unique content of Yogyakarta socio-culture and government activities. However, it needs a more advanced business model compared to the existing ones. In addition, this transformation will help The Government of Yogyakarta Province achieve its local state budget sovereignty and provide high-quality digital content for the public. We use a mix-method approach in this study by using a strict survey exploring brand awareness of JITV and JI App and focus group discussion with relevant stakeholders to achieve our objective. We find that JITV and JI App should shift their form from a unit under the Yogyakarta Provincial Office of Communications and Informatics management into an independent local public service agency Badan Layanan Umum Daerah or BLUD. This shift is likely to be implemented since our respondents are aware of both JITV and JI App and that the relevant stakeholders in our FGD support that shift.... Local revenue comes from local taxes, local retribution, profits from local state-owned enterprises, and other revenue. Although the Local Government receives revenue sources outside their local revenue, the local revenue plays a significant role in local finance to become the primary foundation for local autonomy and development Nilawati, 2019;Lestari & Utama, 2019. ...Siti RohimaLiliana Liliana Aning Kesuma PutriLocal Government expenditure is budgeting for all government needs and activities and managed under the authority of provinces, regencies, and municipalities through their respective regional heads. Well-targeted Local Government expenditure optimization has a significant impact on the regional economy. This research aims to determine poverty reduction in regencies/municipalities in South Sumatra Province, Indonesia, by examining the variable’s impact of social assistance expenditure, capital expenditure, and local revenue on poverty. The data used are primary and secondary data obtained from 15 regencies/municipalities in South Sumatra Province during the 2010-2018 periods. The analysis technique uses in this research were Poverty Mapping with Klassen Typology and Multiple Linear Regression MLR. Using the Klassen typology for poverty mapping in South Sumatra Province obtained four regional classifications quadrant based on poverty and economic growth quadrant I developed and fast-growing region, quadrant II developed but depressed region, quadrant III developing region, and quadrant IV less developed region. The Klassen typology classification results quadrant I include Palembang City, quadrant II includes Musi Banyuasin Regency, Muara Enim Regency, Ogan Komering Ilir Regency, and Banyuasin Regency. Quadrant III includes Ogan Komering Ulu Regency, Prabumulih City, and Lubuk Linggau City. Also, quadrant IV includes Lahat Regency, Musi Rawas Regency, Ogan Ilir Regency, Ogan Komering Ulu Timur Regency, Ogan Komering Ulu Selatan Regency, Empat Lawang Regency, and Pagar Alam City. The t-test regression results showed that Social assistance expenditure and local revenue affect poverty reduction, while capital expenditure does not significantly affect poverty reduction. The F-test regression results showed that poverty reduction was affected simultaneously by social assistance expenditure, capital expenditure, and local revenue. Policies in social assistance expenditure and capital expenditure were not well-targeted. The policies expected to reduce poverty are to provide well-targeted social assistance expenditure and capital study aims to identify property transfer customs regulations and analysis of local tax revenues especially BPHTB in Pekanbaru City and Dumai City. This research was conducted in 2019-2020. The results of this study indicate that each study area has its own regulations regarding BPHTB and the basis for determining BPHTB tax collection is all the same, which is 5% of the value of NJOP minus NPOPTKP. In 2019 Riau Province, which received BPHTB Pekanbaru City revenue reached 144 billion rupiah or around of the total regional tax of Rp 627 billion. The city of Dumai in 2019 received a BPHTB of billion, or only about percent of the total regional tax revenue. In the implementation of BPHTB collection, there are still many constraints. The solution that can be offered in this research is the issuance of regional regulations that accommodate all the interests of various related ini bertujuan untuk mengidentifikasi peraturan bea peralihan properti dan analisis penerimaan pajak daerah terutama pendapatan BPHTB di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Penelitiam ini dilakukan pada tahun 2019-2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap daerah kajian memiliki peraturan tersendiri mengenai pemungutan BPHTB dan dasar penetapan pemungutan pajak BPHTB semuanya sama yaitu sebesar 5% dari nilai NJOP dikurangi NPOPTKP. Pada tahun 2019 Provinsi Riau yang memperoleh penerimaan BPHTB Kota Pekanbaru mencapai 144 milyar rupiah atau sekitar 22,97% dari total pajak daerah Rp 627 milyar. Kota Dumai pada tahun 2019 memperoleh BPHTB sebesar Rp5,6 milyar atau hanya sekitar 3,98 persen dari total penerimaan pajak daerah tersebut. Dalam pelaksanaan pemungutan BPHTB masih terkendala berbagai hal. Solusi yang dapat ditawarkan dalam penelitian ini adalah penerbitan peraturan daerah yang mengakomodir semua kepentingan berbagai pihak paper examined the effect of Information Systems on revenue collection of Local Authorities in Homa Bay, Kenya. Study objectives included establishing the relationship between internal control systems, Information Systems and revenue collection in Kenyan Local Authorities; determining the levels of quality service offered to the clients by Local Authorities and investigating whether Information Systems relate to effectiveness and efficiency of Revenue Collection. A structured cross-section survey was used to collect data from 2,007 individuals, of which 165 were Local Authorities staff and 1,842 were traders in Homa Bay Municipality. The study found that there is a relationship between Information Systems and both efficiency and effectiveness in revenue collection, there is a strong positive relationship between Internal Control Systems and revenue collection as reported by 97% of the respondents, and that resistance to change by the council staff was derailing the full implementation of Information Systems. The study is useful in reviewing the institutions' Act and statutes to cater fully for the integration of IS in the management activities of Homa Bay Municipal Council, to managers at all levels, public sector, policy makers and AmaliaDunia hari ini sedang mengalami suatu perubahan besar, yaitu Revolusi Industri Revolusi Industri merupakan perubahan dalam mekanisme produksi barang dan jasa yang ditandai dengan sejumlah ciri, yaitu penggunaan Internet of Things IoT, big data, otomasi, robotika, komputasi awan, hingga inteligensi artifisial Artificial Intelligence. Perubahan ini dirasakan tidak hanya oleh sektor swasta, tetapi juga oleh organisasi pemerintah. Selain berbagai peluang yang ditawarkannya, era Revolusi Industri menimbulkan berbagai persoalan publik baru yang harus dihadapi, seperti polemik transportasi daring; ancaman e-commerce terhadap toko/retail konvensional; kejahatan siber, dsb. Oleh karenanya, organisasi pemerintah harus melakukan reformasi besar untuk dapat berhasil melaksanakan tugas dan fungsinya diera Revolusi Industri Liza M. CruzFranz Jake M. Cruz Olive Chester Cuya AntonioOne source of funding for sub national government is imposition of taxes. It is imposed upon individual and corporation within the territorial jurisdiction of the municipality. Local governments are funded through Internal Revenue Allotment IRA provided by the National Government. The purpose of the study is to assess the local revenue generation capacity of the municipality of Bongabon, Nueva Ecija in the Philippines. The paper revealed that its calculated collection efficiency is only of the total collectibles on Real Property Tax. The average local revenue raising capacity of the municipality of Bongabon, Nueva Ecija within the period of 7 years 2011 to 2017 is only % of the externally sourced revenue or IRA. The study concluded that the municipality of Bongabon, Nueva Ecija remains dependent on national government when it comes to funding. The study also identified various constraints to efficient tax collection while local citizens perceived the LGU capacity to collect tax negatively. More studies on tax capacity are encouraged to come up with sufficient baseline data that may serve as inputs to policy making and solve the problems of tax collection in the local aim of this article is to present the concept of bankruptcy as a legal judicial procedure to be followed in case that the legal or natural person becomes insolvent. The paper is focused on the meaning of bankruptcy, the subjects of bankruptcy proceedings, causes for the opening of this proceeding, the competent court and its decision according to the law dated “On bankruptcy” published in official Journal These article deals also with the organs of bankruptcy proceedings, administrator, meeting of creditors and methods of the conclusion of bankruptcy proceedings. A brief description of debtor’s possibilities during bankruptcy proceedings is given also in article. It deals with debtor’s closeout, rehabilitation/reorganization of the company and debtor’s liquidation. However, it should be noted that the bankruptcy procedure is a procedure not very widespread in our country, that due to the small number of cases before our courts. It also has to do with the fact that subjects rarely addressed the A Faladeobalade Suchi DubeyTourism plays a crucial role in the development and growth of all countries, especially the developing ones, creating a general positive impact on the economic and social situations for the target country. Tourism had always been recognized as a remunerative industry that positively contributes to a country's GDP, Citizens quality of life and generation of employment. For example, tourism is considered a major pillar in the economy of the Country of Jordan; however, Jordan as a Nation may need to do more in order to compete globally in this lucrative sector! Tourism is the second largest industry in our world Christine Ennew 2003. Tourism is an industry similar to other industries that generate revenue and contribute to a country's GDP and balance of payments. According to the World Travel and Tourism Council WTTC's 2003 statistics, tourism generates around 200 million jobs world-wide and accounts for 10% of the world global GDP. This contribution differs from one country to another depending on the volume of domestic tourism spending as opposed to international tourism spending. In a lot of cases, the volume of transactions in tourism industry equals or exceeds the volume of Transactions in other cash cow sectors such as oil and automobile sectors. Tourism has become a major part in international commerce and proves to be an important tool to diversify one country's sources of revenue instead of relying only on one source or product Crude OilRebert Kamau GithinjiMary MwanikiKiproto John Kirwa Michael SanjaFor sustainable growth and poverty reduction to take place in African countries specifically in Kenya and more so in Kenyan counties, it is essential that a coherent, dynamic and domestically driven capital accumulation, intermediation and Computerization process take root . Its also true that Taxation which is one entry point for improving governance on the continent has received little attention, Tax revenues collection are relatively poor in most counties in Kenya; taxes have often not translated into improvements in public service delivery. Objective of this research establishes the mode of strengthening domestic resource mobilization by utilizing ICT, it also determines a review on information systems theories and hence examines the impact of management information system on revenue collection in Kenyan counties. The research utilizes ICT in relation to Technological theories hence setting the base on Empirical review such as Technology Acceptance Model Theory, Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology, Theoretical Implementation Process-Theory, Theory Of Reasoned Action, Theory Of Planned Behavior TPB, Theory Of Technical Acceptance Model, Agency Theory, Control Theories And Cultural Keuangan Negara IS AnggaraAnggara, S. 2016. Administrasi Keuangan Negara I. Bandung CV Pustaka of Technology and Information Systems on Revenue Collection by the County Government ofH KarimiK E MainaJ M KinyuaKarimi, H., Maina, K. E., & Kinyua, J. M. 2017. Effect of Technology and Information Systems on Revenue Collection by the County Government of Embu, Kenya. International Academic Journal of Information Systems and Technology, 21, 19-35. Retrieved from Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2020Kementerian Dalam Negeri RI 2018. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2020, Pub. L. No. 134 2018. Indonesia. Retrieved from Materi Wiraswasta Dagangan Kolusi Sistem Teknik – Sistem berasal dari bahasa Latin systema, bahasa Yunani sustema yang artinya suatu wahdah nan terdiri dari komponen maupun unsur yang dihubungkan bersama untuk melampiaskan aliran butir-butir, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem berniat bagi meningkatkan efektivitas pemanfaatan nanang sistem untuk pemecahan masalah. Kerangka menunjukkan bendung gerak nan yaitu strukrur kolam dan berfungsi untuk memanjatkan permukaan air di kali besar. Air sungai yang dinaikkan permukaannya bisa digunakan lakukan sistem irigasi pada persawahan jika permukaan persil nan diairi lebih pangkat berasal permukaan air. Kehabisan bisa terjadi jika parasan tanah persawahan bertambah tinggi daripada bidang air di wilayah setempat, untuk mengatasi terjadinya kekeringan dan gagal panen pada persawahan, dibuatkan pengairan melintasi sistem irigasi. Sistem sreg bendung gerak boleh lagi digunakan sebagai biang kerok peralatan produksi. Sungai yang cukup rimbun alirannya, pengembang dapat digunakan cak bagi sistem transportasi air. Membuka dan menutupnya pintu air menggunakan sistem hidraulik yaitu sistem yang memanfaatkan zat cair oli yang bertekanan bakal melakukan gerakan segaris atau penggalan. Sistem merupakan keterpaduan antar anasir sistem nan ganti berinteraksi, sharing, sinergi dan partisipasi bagi suatu maksud tertentu, dengan proses mekanisme metabolisme loop feedbeck, input-proses-output dengan alamat dagangan dan waktu pencapaian tertentu. Mekanisme kontrol nan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara kontinyu, berperilaku mendelongop dan mempunyai batasan-batasan tertentu yang berada lega lingkungan tertentu. Pintu bagasi mobil yang menggunakan sistem hidraulik dilengkapi dengan elemen sistem yang maujud aktuator yaitu peralatan mekanis bagi menggerakkan suatu sistem, mengkonversikan besaran listrik analog menjadi besaran lainnya. Pintu tanggung tertopang aktuator pada saat dibuka seperti pada Buram Aktuator. Aktuator tenaga hidraulik terdapat pada alat dongkrak digunakan untuk menguasai permasalahan mengangkat bagasi yang cukup musykil. Sistem terdiri dari inti sistem dan lingkungan sistem. Lingkungan sistem melingkupi elemen-elemen sistem sebagai tempat berkembangnya sistem. Mileu sistem memiliki tiga sumber ialah informasi, energi dan materi. Inti sistem memiliki kontrol yang lestari terhadap sistem yang berkepentingan. Inti sistem punya sub sistem seperti pada Gambar Sistem dan Inti Sistem. Cermin pikir sistem boleh diimplentasikan dalam seluruh aktivitas orang secara individu maupun kelompok dalam menyentuh intensi spirit menuju perkembangan yang per-sisten. Arketipe pikir sistem memberi berbagai macam seleksian solusi privat penyelesaian permasalahan, rekomendasi dan persiapan pengembangan. Individu yang memiliki transendental pikir sistem mempunyai sikap 1 silih bersinergi dan berkolaborasi secara berkembang, 2 adanya kesadaran antara masing-masing atom, 3 memiliki pemahaman tentang keterkaitan antar elemen, 4 bersinergi dan berangkulan secara harmoni berkembang, 5 sharing dan networking secara produktif. Sistem teknik merupakan perancangan maupun pengembangan suatu sistem yang lebih baik melalui sistem mekanis alias sistem pada cucu adam dengan mesin. Sistem teknik mengembangkan keterpaduan antar elemen yang tukar berinteraksi, bersinergi dan berkolaborasi. Sistem teknik secara terlambat dapat ditunjukkan seperti pada Gambar Sistem teknik dasar plong gerak engkol nan ganti berinteraksi satu dengan yang lain. Gambar 1 Zarah A sebagai gandar roda digerakkan oleh perabot penggerak tertentu dengan sistem rotasi, maka gerakan berputar pada elemen A diikuti oleh propaganda pada elemen B bak lengan dan atom C nan bergerak maju dan mengaret buat diaplikasikan pada sistem lainnya. Gambar merupakan model dari pergerakan tuas plong alat pengepres baglog dengan mata air tenaga berasal fragmen otak listrik. Prinsip yang separas ditunjukkan plong rencana Tujuan dari sistem tersebut bisa diwujudkan dengan mengkolaborasikan antara sistem yang suatu dengan yang lainnya. Gambar menunjukkan gear yang dihubungkan dengan belt atau rantai untuk menggerakkan sepeda yang lainnya. Gerakan gear ditimbulkan dari biang kerok berupa pentolan DC yang mendapatkan rotasi arus listrik DC semenjak baterai. Putaran dalang DC boleh dikendalikan dengan pertautan pengendali/kontrol dan pengawasan. Sistem teknik ini saling berkaitan antara elemen yang suatu dengan elemen lainnya sehingga tujuan memprakarsai gear dengan kendali elektronik dapat terlampiaskan. Sistem teknik pelalah kita jumpai pada berbagai sektor n domestik sukma sehari-hari. Ciri-ciri yang terdapat pada sistem diantaranya terdapat kumpulan elemen, adanya interaksi antar anasir, terwalak mekanisme umpan balik, dan harapan bersama seperti digambarkan pada Gambar Perancangan atau ekspansi suatu sistem teknik melalui sistem mekanis atau sistem pada cucu adam dengan mesin meski dapat dicapai tujuan yang lebih baik. Sistem teknik mengembangkan keterpaduan antar molekul nan ubah berinteraksi, bersinergi dan berkolaborasi dapat diilustrasikan plong produk elektronika. Produk elektronika dengan sistem teknik kendali otomatis bisa dimaknai sesuatu yang bekerja sesuai dengan kemauan konsumen. Produk kodrati ini sudah banyak kita jumpai di pasar baik nan sederhana maupun nan sudah obsesi. Contoh terbelakang nan gelojoh kita jumpai ialah rice cooker. Kemudahan, kesahajaan dan manfaat nan riil dan keuntungan berpangkal sistem teknik secara otomatis ini dapat meningkatkan kurnia kerja sehingga pemakai dapat mengamalkan aktifitas yang lainnya. Sistem teknik pada kendali otomatis adalah satu sistem nan menghubungkan antara sistem operator, kelistrikan, dan elektronika secara bersama dengan sistem informasi bikin mengamankan produksi. Sistem mekanik kerumahtanggaan contoh diatas adalah penanak nasi koteng, sedangkan sistem kelistrikan merupakan tenaga energi elektrik yang diberikan bagi memanaskan elemen pemanas. N domestik hal ini elemen pemanas dan pun thermostat dapat dikategorikan sebagai sistem elektronik. Komponen thermostat membaca temperatur dan memberikan informasi ke sistem elektrik bakal menyerahkan tindakan. Sistem penanak nasi ini ada dua tindakan yaitu terus menerimakan energi maupun berhenti memberikan energi sreg suhu 100 oC. Programa instruksi yang terdapat pada sistem pengendalian menjalankan instruksi, mengotomasikan suatu proses, diperlukan energi, baik lakukan menggerakan proses itu seorang ataupun bagi mengoperasikan program dan sistem lagam. Sistem pengendali yang menggunakan sensor memberikan informasi sebagai input ke pemroses induk bala bakal memberikan tindakan output. Proses membaca sensor, pengolahan data dari sensor pemroses dan tindakan ialah elemen berpokok sistem kendali. Sistem lagam dapat digambarkan ibarat berikut Pada Gambar umpan mengsol digunakan saat output hasil pemrosesan lain sesuai dengan standar yang diinginkan maka kembali ke input lakukan diproses ulang dengan memperhatikan parameter yang ditetapkan. Sistem kendali otomatis terletak tiga elemen yaitu 1 perigi tenaga untuk menjalankan aksi, 2 sistem kendali umpan balik feedback control dan 3 machine programming. Suatu sistem teknik secara otomatis dirancang buat menjalan tindakan dengan baik, dan tindakan ini membutuhkan listrik karena mudah dibangkitkan dan mudah dikonversikan kebentuk tenaga lainnya A. Perencanaan Gerakan Dagangan Sistem Teknik Persoalan keteknikan di lapangan yakni permasalahan sistem, sehingga dibutuhkan sinergi antar komponen kerumahtanggaan sistem teknik bakal gemuk mengerjakan evaluasi sistem, restorasi sistem, optimalisasi sistem, dan meningkatkan produktifitas sistem lebih jauh. Kewirausahaan dalam pembuatan produk rekayasa peralatan sistem teknik menjadi peluang yang baik dalam melebarkan daya kreasi dan inovasi bagi perigi anak kunci yang tersuguh. Pola kerja sistem dalam kewirausahaan menjadi alasan n domestik pengambilan tindakan yang digambarkan pada Gambar Action loop dari pembuatan produk sistem teknik. Mualamat tugas atau tiang penghidupan inform yang disampaikan berupa kebutuhan pelanggan sreg produk sistem teknik, dikembangkan dalam bentuk perencanaan dan dokumen disiapkan secara termuat plan . Perencanaan kerja dibuat di antaranya desain produk sistem teknik, dan keputusan diambil atas semua kebutuhan yang diperlukan terjadwal organ dan bahan/material decide . Tugas membuat produk sistem teknik dengan kecam standar nan ditentukan carry out . Pembuktian dengan menguji coba produk sistem teknik control dan melakukan evaluasi dengan mempertanyakan komoditas sistem teknik yang telah dibuat evaluate . 1. Ide dan Peluang Kampanye Produk Sistem Teknik Nasib dan semangat kewirausahaan penting untuk dibangun sedini mungkin yang lebih memusat pada bagaimana belajar mandiri, mengorganisasikan suatu tiang penghidupan secara sistematis, memecahkan permasalahan teknis, bekerja internal team dan kesadaran akan kualitas privat pembuatan produk perkomplotan. Gambar menunjukkan hubungan antara roh dan kehidupan kewirausahaan kaitannya dengan action loap dalam menciptakan menjadikan komoditas sistem teknik. Pemberdayaan potensi yang terletak di daerah setempat dapat menghasilkan variasi karya dan menaik keberagaman karya konspirasi sistem teknik yang secara perlahan-lahan mengalami penyempurnaan misal episode solusi dari kebutuhan masyarakat. Wirausaha barang sistem teknik bisa digambarkan sebagai halnya pada action loop pembuatan komoditas sistem teknik. Ekonomi kreatif yang tersentra melalui pemetaan sentra-sentra industri kreatif memungkinkan tumbuhnya daerah kreatif nan berkembang dan terkoordinasi, dari kegiatan produksi sampai pemasaran dan kenaikan kualitas agar mampu bersaing. 2. Sumur trik yang dibutuhkan Kreativitas manusia laksana perigi anak kunci ekonomi nan n kepunyaan kredit dan manfaat yang tinggi untuk peningkatan perekonomian Indonesia. Pabrik berlimpah merupakan salah satu solusi privat pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat khalayak bikin menciptakan ketenteraman dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan kiat cipta dan penemuan seseorang. Perkembangan industri berada creative industry mencakup 14 jenis nan boleh membawa panggung hijau bagi terus meningkatkan kreativitas da t inovasi bagi sumur ki akal manusia yang ada. Kekuatan industri rani saat ini di antaranya pabrik kreatif berbasis teknologi digital. Industri rani digital terletak lega games, education, music, animation, software dan sosial media. Kemandirian privat menggali ide, memilih potensi dagangan nan dapat bersaing baik di tingkat lokal maupun global dan meningkatkan keanekaragaman dagangan nan memiliki ponten dan daya saing tinggi dalam memenuhi kebutuhan menjadi komponen yang penting untuk terus diupayakan. Sumber daya sreg manuver produk rekayasa sistem teknik, meliputi a man, b money, c material, d mechine, e method dan f market sebagai halnya pada Gambar Sumber daya pada usaha sistem teknik. 3. Administrasi Aksi Administrasi kampanye mencakup aspek perizinan usaha, surat menyurat, pendaftaran transaksi yang meliputi pendaftaran transaksi keuangan dan pembukuan transaksi produk maupun jasa dan aspek pajak baik pajak pribadi maupun pajak persuasi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Aspek administrasi propaganda. 4. Kebutuhan Pasar terhadap Dagangan Sistem Teknik Produk konspirasi peralatan sistem teknik andai bagian berusul jutaan produk nan kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan buat mencecah efektivitas memperlancar kegiatan dan kenyamanan penggunanya. Industri congah dengan memperhatikan kearifan domestik dan mengkreasi potensi lokal yang memiliki biji-poin kultural, dikembangkan menjadi suatu barang nan memiliki ponten tambah, dan kekuatan ekonomi baru. Komoditas sistem teknik masih habis potensial cak bagi terus digali menjadi karya konkret dan karya yang mutakadim berhasil dibuat dengan memperhatikan persyaratan nan dibutuhkan dapat dipasarkan untuk menyempurnakan kebutuhan pasar terhadap produk sistem teknik. Perencanaan kampanye intern kewirausahaan memiliki tahapan menutupi tahap memulai, melaksanakan, mempertahankan, dan melebarkan seperti pada Rencana a. Tahap memulai Mengawasi peluang usaha jasa profesi dan profesionalisme menjadi bagian penting dan purwa dan menentukan jenis usaha nan dikembangkan baik itu berupa barang maupun jasa. Identifikasi kebutuhan sendang daya pada manuver produk konspirasi nan direncanakan. Prosedur nan ditetapkan diantaranya jenis persuasi, manfaat, teknik rekayasa, dan pengemasan. b. Tahap Melaksanakan Pembiayaan, organisasi, kepemilikan, perigi daya sosok, dan kepemimpinan yang memiliki pemahaman mengenai risiko, pembuatan keputusan, mengevaluasi, dan pemasaran produk usaha menjadi tahapan yang penting diperhatikan intern proses produksi yang menerapkan keselamatan kerja dan melebarkan sikap peduli lingkungan. c. Tahap Mempertahankan Propaganda produk konspirasi dalam mempertahankan produksi dengan mengerjakan analisis perkembangan dan ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi nan dihadapi. d. Tahap berekspansi Kreativitas dan inovasi menjadi terdahulu untuk mengembangkan manuver barang konspirasi baik yang bersirkulasi dibidang jasa maupun produk. Hasil usaha nan dijalankan secara bertahap. B. Sistem Produksi Usaha Sistem Teknik 1. Aneka Dagangan Operasi Sistem Teknik Dagangan usaha sistem teknik dirancang dan dikembangkan beralaskan pada aspek-aspek lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan etika masyarakat konsumen. Hemat sumber daya, minim dampak polutif, mudah pengusahaan dan perawatannya yaitu bagian yang menjadi perhatian. Karya rekayasa inovatif dibuat untuk mempermudah dan meningkatkan tepat guna dan efektifitas intern pembuatan barang, di antaranya berupa produk pengolahan hasil pertanaman, perladangan, perikanan, limbah perkebunan nan semua itu yaitu putaran solusi dalam berproduksi. Beberapa model aneka barang peralatan sistem teknik antara enggak a. Perlengkapan pencetak arang briket Alat pencetak arang briket yakni kempa nan berfungsi mencetak tepung arang dengan ukuran mesh tertentu yang mutakadim dicampur dengan perekat kanji, sehingga menjadi briket arang dengan dimensi dan kerangka tertentu seperti kardus, bulat torak, dan atau buntar pepat. Tekanan yang dihasilkan maka dari itu klem, selain manual dapat juga berasal bersumber hidraulik, ataupun impitan insinyur menunggangi ulir. Gambar pencetak briket secara manual ditunjukkan pada Rancangan yang dapat memanfaatkan bahan yang ada di kewedanan sekitar. b. Alat pengering hasil pertanaman Perabot pengering hasil pertanian, menggunakan bahan seng yang diberi dandan hitam dengan tujuan untuk menyerap seksi, sinar matahari diserap oleh benda seng berwarna liar dan diteruskan kedalam ruangan oven. Perlengkapan ini dibuat buat mengurangi kadar air hasil perkebunan dan tampan tray nan berfungsi bagaikan gelanggang bahan yang dikeringkan di dalam urat kayu pengering pada proses penjemuran secara alami sehingga mengenai permukaan bahan nan akan dikeringkan. c. Jingkir Batik Tanur listrik untuk membatik digunakan untuk menggantikan penyalai tunam yang menggunakan minyak tanah yang ketika ini sudah lalu langka didapatkan. Kejadian ini dapat menghemat biaya produksi bagi memanaskan parafin atau malam bagi membatik. Tanur elektrik didesain menunggangi elemen tanur yang dibuat spiral yang dialiri arus listrik AC 220 Volt/50 Hz mengkonversi berbunga energi setrum menjadi energi panas. Kompor dilengkapi dengan saklar push button dan potensiometer serta bola lampu penunjuk. d. Alat pemungutan zat warna alam indigo Proses pengambilan zat warna pataka indigo pada dasarnya adalah bagaimana melakukan aerasi pada cairan hasil rendaman daun berpunca tanaman Indigofera tinctoria. L. Pada Gambar Perkakas untuk pemungutan Zat Warna Alam Indigo melalui sirkulasi hancuran dengan menggunakan pompa, memungkinkan terjadinya proses aerasi. Pada saat pompa bekerja cairan pada tangki A diisikan ke dalam tangki B melalui spraiyer S sebatas tagihan tertentu. Proses aerasi berlangsung bilamana air dispraykan melalui sprayer S. Larutan di tamping pada tangki C jika proses aerasi selesai. Barang peralatan sistem teknik lainnya, diantaranya peranti pembuat tepung misalnya organ pencipta abu, terdiri dari dua komponen utama, yakni penghalus dan penyaring. Penghalus boleh berupa grind, adalah pertemuan dua buah logam yang berputar bertentangan arah dan menghancurkan benda nan hendak dihaluskan. Penapis berfungsi mengayak tepung dengan ukuran mesh tertentu. Produk peralatan pres gambir, alat berbentuk kempa tekanan yang dihasilkan baik dari tenaga hidrolik maupun mekanik. Spiner sebagai salah suatu alat yang digunakan untuk mendamaikan produk olahan dari hancuran atau petro seperti puas Gambar Produk Peralatan sistem teknik. 2. Manfaat Produk Kampanye Sistem Teknik Manfaat karya rekayasa produk peralatan sistem teknik Keberadaan karya produk usaha sistem teknik menyerahkan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat yang menggunakannya Solusi untuk peningkatan produktifitas dan efektifitas dalam menjalankan produksi gerakan rumahan home industry Memasrahkan kemudahan, meningkatkan kualitas dan kuantitas intern ber-produksi Memperkerap daya kreasi dan inovatif pembuatnya bikin terus berkarya mengaras optimal Terciptanya lapangan tiang penghidupan untuk mewujudkan karya inovasi. 3. Potensi Usaha Sistem Teknik di Daerah Sendang pokok yang meliputi sumber daya orang, sendang daya alam dan perigi daya budaya bagaikan potensi manuver sistem teknik tersebar di daerah kepulauan Indonesia. Bahan jamak yang disediakan alam dan potensi jumlah penduduk serta kemajemukan budaya dari heterogen propinsi di Indonesia menjadi penggalan yang potensial dalam menjalankan operasi sistem teknik. Produk yang dibuat boleh mendatangkan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di provinsi. Usaha peralatan sistem teknik dikembangkan untuk mewujudkan produk yang memiliki skor cermat. Budaya Indonesia yaitu perigi rahasia dan kekayaan nan perlu terus dikembangkan dan menjadi episode nan tak bisa dipisahkan di internal kehidupan. Kita gegares melihat di area-daerah banyak aktifitas penduduk berbuat kegiatan nan sifatnya drop temurun dalam menetapi kebutuhan. Batik, tenun adalah produk yang dihasilkan makanya aktifitas umum di sekeliling kita. Kita mengenal menulis, tenun misal sumber buku nan diakui dunia seumpama mal budaya Indonesia. Ekspansi budaya melalui potensi nan tersuguh dapat dilakukan dengan paradigma tekno-ekologis sebagai pelecok suatu tulang beragangan sistem dengan menggabungkan antara teknologi dengan lingkungan yang tunak dijaga keseimbangannya . Pola integrasi tekno-ekologis salah satu contohnya seperti pada Gambar dimaksudkan bahwa produk yang dihasilkan positif zat warna alami yaitu barang yang ramah lingkungan. Peningkatan efektivitas dalam eksploitasi peralatan sistem teknik nan dibuat dengan taat menjaga kekekalan lingkungan, lebih produktif, efisien, dan berkualitas. Penggunaan zat warna tiruan nan jebah dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan alat peraba penggunanya. Proses produksi pembuatan batik dan tenun, salah satunya adalah pemotifan. Pewarnaan secara alami pada kain batik dan tenun habis di terima baik maka itu mahajana marcapada dan memiliki kredit jual tinggi, karena merupakan produk yang ramah lingkungan dan sudah menjadi bagian dari gaya hayat life style dalam hayat di masa waktu ini lakukan baik hati pada lingkungan. Pengambilan zat rona bendera, dalam hal ini rona biru yang diambil dari pohon nila seperti Gambar memiliki kekhususan tersendiri. Nama mahajana dagang nila dan varietas tanaman ini sering disebut dengan indigo/indian indigo Inggris, tom/dawat Indonesia, tagung–tagung/taiom/taiung Filipina, kraam/na-kho Thailand, cham Vietnam, tarom Malaysia Proses pengutipan zat dandan umbul-umbul indigo pada pabrik rumah masih menggunakan proses nan lebih dominan menggunakan tenaga manusia yaitu pada proses kebur aerasi, dan bakal mempermudah proses aerasi dapat digunakan perabot kebur spray aerator. 4. Perencanaan Produksi Tom Spray Aerator lakukan Zat Warna Pan-ji-panji Indigo 5. Perlengkapan dan Mangsa nan dibutuhkan a. Pembuatan Spray Aerator dan Zat warna kalimantang indigo 1 Pembuatan tangki, dapat disubtitusi dengan drum lulusan 2 Sprayer, boleh dimodifikasi dengan paralon yang diberi lubang banyak 3 Pipa paralon, untuk sirkulasi cair yang dipompa. 4 Pompa air, saklar dan kabel, boleh diperoleh di toko material 5 Rangka penopang tangki 6 Tanaman Indigofera tinctoria 7 Kapur CaO, larutan CaO kapur tohor 6. Proses Produksi Tom Spray Aerator buat Zat Warna Bendera Indigo Proses produksi dalam pembuatan zat warna tunggul yang dikembangkan intern situasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu a. Pembuatan Alat Spray Aerator b. Pembuatan zat corak alam indigo spektakuler Spray aerator sebagai perangkat yang digunakan untuk pengambilan zat warna bendera indigo biru yang jamak digunakan bakal pewarnaan batik, tenun, denim. Bahan baku zat dandan pataka ini nyata daun nila yang diolah melalui proses perendaman 24 jam, proses aerasi dan proses sedimentasi. Hasil akhir berupa dagangan tapal/powder indigo biru yang mempunyai nilai jual memadai tingkatan. a. Proses Pembuatan Spray Aerator Peralatan dan Bahan Pembuatan Spray Aerator Peralatan yang digunakan dalam pembuatan alat spray aerator digunakan perlengkapan-alat di antaranya mesin las, bor, gurinda, dan tool kit seperti pada gambar Spray aerator boleh dibagi menjadi empat episode yaitu penyediaan sprayer, pompa, pemipaan, dan tangki penampung. Prisip dasar dari proses ini yaitu aerasi yaitu mengkontakkan enceran dengan udara. Sprayer dapat disubtitusi/ diganti dengan pipa paralon yang diberi sejumlah gua. Penyediaan reservoir/tangki pengumpul dapat disubtitusi dengan menggunakan drum jebolan petro. Lembaga disiapkan untuk menopang tangki, sprayer, pompa dan pipa yang digunakan. Pemipaan dilakukan bersamaan dengan pengisian tangki. Setelah tangki, pompa, pipa dan sprayer terpasang, tinggal pengisian saklar untuk mengoperasikan pompa. Sumber arus listrik yang digunakan AC 220 Volt. Peralatan dan sasaran pembuatan zat warna alam indigo adegan perendaman digunakan baldi untuk mengacapi daun Indigofera tinctoria L. Spray Aerator digunakan bakal mengaerasi cairan hasil rendaman. Keranjang, kain dan ember digunakan lakukan memisahkan antara pasta dengan air. Pengusahaan Spray Aerator dapat mempermudah kerumahtanggaan proses produksi pengutipan zat warna alam indigo. Konservasi perlengkapan ini meliputi 1 Preservasi alat terutama bagian sprayer, yakni menjernihkan babak gaung sprayer agar enggak tersumbat dari kapur yang digunakan. Pastikan dalam kondisi tahir selepas menggunakannya. 2 Hindari tergenangnya air sreg spray aerator pada bagian tangki waduk saat penyimpanan agar tidak terjadi korosi pada peralatan. 3 Untuk pemeliharaan maintenance secara periodik puas pompa air, hindari terjadinya hubung singkat karena keterpencilan kabel terbatas baik. 4 Perhatikan penggunaan sumber listrik disesuaikan dengan spesifikasi pompa air yang digunakan. Pembuatan produk peralatan sistem teknik membutuhkan pekerjaan yang teliti dan harus memperhatikan keselamatan kerja sebagai upaya untuk meminimalisir timbulnya kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja nan digunakan dalam pembuatan radas yang membantu proses produksi antara lain sarung tangan, kacamata, helm, pakaian praktik, safety shoes, pelindung alat pendengar, kedok pelindung sungai buatan pernafasan. Keselamatan kerja n domestik proses produksi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan guna menghidari kecelakaan kerja. Keselamatan kerja mencakup penangkalan kesialan kerja dan konservasi terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan ibarat akibat dari kondisi kerja yang tak kesatuan hati dan atau tidak sehat. Perilaku yang tidak aman dan praktik kerja tidak standar, dan segala apa yang menjadi sebab perilaku tidak aman harus menjadi perhatian agar kecelakanaan kerja bisa diminimalisir. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, revolusi, perdagangan, pemasangan, pengusahaan, penggunaan, perawatan, dan penyimpanan korban, barang, dagangan teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Budaya K3 dibentuk dari sifat perilaku para anggota berupa seperangkat nilai dan norma pola perilaku yang didasari dengan kognisi tinggi yang diwujudkan privat bentuk sikap, congor, dan tindakan yang menghadap sreg terciptanya kegiatan yang aman, sehat, andal, dan selaras dengan lingkungan. Budaya K3 dapat dilihat mulai sejak jihat pandang activator, pelaku dan dampak yang muncul berpunca setiap perilaku kerja sebagai halnya puas Gamabar b. Pembuatan Zat Warna Standard Indigo memperalat Spray Aerator Spray aerator sebagai salah suatu alat dalam pembuatan zat warna umbul-umbul indigo sebagai halnya telihat kerumahtanggaan diagram alir pada Gambar ibarat berikut Bagian perendaman/Proses hidrolisis Proses aerasi, ditambahkan larutan kapur CaO plong saat proses aerasi seperti plong Gambar Proses aerasi Proses pengendapan sedimentasi, cairan yang sudah diaerasi dan di tambah dengan cairan kapur diendapkan dengan menggunakan baldi. Setelah terletak endapan, perlahan buang hancuran bagian atas bercat kekuningan dan tampung endapan tersebut seperti puas Buram Air akan terpisah dengan pasta dan tapal ini siap lakukan dikemas. Jika penyimpanan dalam periode lama, dapat dibuat powder dengan cara dikeringkan terlebih lewat dan dihaluskan menunggangi peralatan tambahan. 7. Penyediaan Barang Pengemasan produk pralatan sistem teknik dimaksudkan untuk mempermudah pelaku dalam menjalankan suatu pegangan bagi mencecah efektivitas dan daya guna intern pembutan produksi. Urut-urutan teknologi dalam penyiapan satu dagangan berkembang dengan cepat. Casing atau selubung didesain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan estetika dan konsep yang ingin ditampilkan sesuai dengan pengguna atau calon pembeli. Pengemasan buat pelindung kepentingan rotasi dan keistimewaan identitas umpama kemasan dagangan didesain kiranya produk bisa terlindung semenjak tubrukan dan menarik Akan halnya kemujaraban kemasan dagangan antara lain a. Mempertahankan mutu b. Memanjangkan masa simpan c. Mempermudah penyimpanan dan pemasaran/transportasi d. Menambah daya tarik bagi pengguna memberi informasi dan alat angkut promosi Agar kemujaraban tersebut di atas dapat dicapai, maka situasi-keadaan berikut harus diperhatikan a. Dibuat semenarik mungkin, punya ciri khas b. Memuat informasi yang jelas & bonafide c. Menarik desain, corak, bentuk, dengan atak yang timbang d. Format & material bahan sesuai kebutuhan e. Bahan terbuat dari material yang resistan terhadap perlakuan bilamana pemindahan transport. f. Volume kemasan, menggunakan format yang umum untuk produk-komoditas tertentu, misalnya 250 gr, 500 gr atau 1000 gr. Label, adalah informasi nan dibuat pada kemasan kebanyakan berisikan tentang a. Siaran produk yang sebenarnya b. Foto atau gambar produk c. Merek perusahaan d. Bulan-bulanan produsene. e. Bobot produk Informasi tentang masa produksi dan atau masa kadaluwarsa dan hal-kejadian tak nan istimewa pada komoditas yang dihasilkan, menjadi putaran informasi pada konsumen. Produksi zat warna indigo yang terdiri berasal dua keberagaman, yaitu basah dalam bentuk tapal dan serdak, maka bentuk kemasan bagi keduanya berbeda. C. Menghitung Titik Impas Break Even Point 1. Pengertian BEP Break Even Point Analisis BEP yaitu alat amatan lakukan mengetahui had ponten produksi atau volume produksi satu persuasi bikin menyentuh nilai impas yang artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kemalangan. Suatu usaha dikatakan layak, jika biji BEP produksi kian besar dari jumlah unit nan sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus kian rendah daripada harga yang berlaku sekarang, dimana BEP produksi dan BEP harga boleh dihitung dengan menunggangi rumus bagaikan berikut Amatan BEP digunakan lakukan mengetahui jangka hari pengembalian modal atau investasi satu kegiatan kampanye atau sebagai penentu takat pengembalian modal. Produksi minimal satu kegiatan operasi harus menghasilkan alias cak memindahtangankan produknya agar enggak menderita kerugian. BEP yaitu suatu keadaan dimana manuver bukan memperoleh laba dan tidak menderita kesialan. Biaya produksi zat rona umbul-umbul indigo membentangi biaya investasi, biaya lain tetap, dan biaya operasional. Analisis operasi produksi zat warna duaja indigo di susun bikin mencerna bayangan ekonomi mengenai usaha yang akan diwujudkan. Analisis kampanye pembuatan zat rona alam indigo menggunakan hipotesis bahwa a. Alat spray aerator dapat digunakan selama 3 hari. Oleh sebab itu biaya tegar yang digunakan merupakan biaya penyusutan tiap-tiap hari dengan cermin penyusutan tetap. Harga Perkakas Spray Aerator baru Rp. b. Kapling nan digunakan 400 m2 dengan sistem kontrak 1 tahun. Suku cadang biaya lahan dihitung sesuai dengan tahun produksi c. Tenaga kerja yang digunakan 1 insan. Upah sendirisendiri musim Rp. d. Siklus produksi disesuaikan dengan masa pengetaman daun nila adalah 3 wulan sekali. Proses produksi memerlukan perian sejauh 6 musim sampai menghasilkan pasta. e. Produksi dilakukan di gedung hak seorang, sehingga dalam kasus ini tidak dinyatakan bagaikan bagian berpokok komponen biaya. f. Timba produktivitas 100 liter digunakan sebanyak 2 buah dengan harga masing-masing Rp. g. Keranjang perendaman digunakan 2 buah dengan harga Rp. h. Ember dan keranjang perendaman, dapat digunakan sejauh 2 tahun. i. Harga pasta zat warna alam indigo di murahan suntuk beragam dan puas analisis ini digunakan biji kebanyakan yaitu Rp. per kg. Komponen biaya dalam satu proses produksi 3 wulan a. Biaya Pemodalan 1 Sewa tanah sendirisendiri periode 400 m2 Rp 2 Alat spray aerator Rp 3 Timba perendaman Rp 4 Keranjang pengendapan Rp Total investasi Rp b. Biaya Fleksibel 1 Patera nila 300 kg Rp 1000,00 Rp 2 Tenaga kerja 6 HOK Rp Rp 3 Kapur dangkar 9 kg Rp1000,00 Rp Total biaya lain tetap/fleksibel Rp c. Biaya Penyusutan 1 Kontrak Lahan Rp. 2 Penyusutan Spray Aerator Rp 3 Penyusutan ember Rp. 4 Penyusutan keranjang perendaman Rp Besaran biaya tetap Rp d. Biaya Produksi 1 Biaya tidak teguh/variable cost Rp 2 Biaya kontrak dan penyusutan Rp Besaran biaya produksi e. Produksi Zat dandan alam indigo Tapal 50 kg Rp Rp Besaran pendapatan Rp f. Keuntungan Keuntungan = Total penghasilan – Biaya produksi = Rp – Rp. = Rp 2. Menghitung BEP BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menunggangi rumus sebagai berikut Bersumber rekaan BEP produksi dan harga, diketahui bahwa bintik impas usaha pembuatan zat rona indigo dicapai detik produksi pasta menyentuh 25,23 kg atau harga pasta indigo sebesar Rp . Produksi di atas 25,23 kg dan harga di atas lega tiap siapa periode produksi adalah keuntungan. D. Politik Promosi Usaha Sistem Teknik Pemasaran produk peralatan sistem teknik tidak sekadar berhubungan dengan komoditas, harga produk, dan pendistribusian dagangan, sekadar berkait pula dengan mengkomunikasikan barang ini kepada konsumen, untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun kebijakan yang disebut dengan strategi promosi, yang terdiri berpokok empat komponen terdahulu yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan tatap muka seperti digambarkan pada Bentuk Strategi Promosi. Pamrih utama melejitkan sebuah produk menutupi 1 memberikan daya tarik partikular bagi para pelanggan, 2 meningkatkan angka penjualan, 3 membangun loyalitas pengguna. 1. Keefektifan Promosi Promosi perusahaan memang dulu terdepan karena mempengaruhi hasil penjualan suatu produk maupun barang, dan tentunya itu sangat berbuah besar terhadap berlangsungnya aktivitas satu perusahaan. Berikut beberapa manfaat lain dari adanya kegiatan promosi a. Mengetahui produk yang diinginkan para konsumen b. Mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu dagangan c. Mencerna kaidah pengenalan dan penyampaian produk sebatas hingga ke pengguna d. Mengetahui harga yang sesuai dengan kondisi pasaran e. Mengetahui kebijakan promosi yang tepat kepada para pengguna f. Mencerna kondisi persaingan pasar dan kaidah mengatasinya g. Menciptakan image sebuah produk dengan adanya promosi 2. Sasaran Promosi Keseleo satu hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan promosi yaitu menentukan sasaran promosi dengan tujuan agar promosi yang dilakukan sesuai dengan bahan pasar. Langkah dalam menentukan objek promosi di antarannya 1tentukan target pasar, 2 tentukan tujuan promosi, 3 buat isi wanti-wanti yang menjujut, 4 pilih sarana promosi dan 5 buat anggaran promosi seperti digambarkan pada Rencana Korban Promosi. E. Laporan Kegiatan Pembuatan Komoditas Sistem Teknik Pemberitaan kegiatan usaha merupakan penguraian embaran tentang maju mundurnya sebuah gerakan sehingga tercipta komunikasi antara pihak yang melaporkan dan pihak yang diberi warta. Seorang pimpinan perusahaan akan mengarifi semua situasi n domestik perusahaannya dan dapat menguasai jalannya firma dengan melihat siaran kegiatan usaha. Takrif harus menetapi syarat-syarat diantaranya relevan , dapat dimengerti, dapat diuji, nonblok, tepat waktu, daya banding dan ideal. Laporan boleh dibedakan menjadi 1. Laporan Laba Rugi, proklamasi yang menunjukkan kemampuan firma cak bagi menghasilkan keuntungan plong suatu perian akutansi alias satu tahun. Mualamat laba rugi terdiri dari pendapatan dan kewajiban usaha. 2. Laporan perlintasan modal, laporan yang menunjukan pergantian modal tuan atau laba nan tidak dibagikan lega suatu waktu akuntasi karena adanya transaksi gerakan pada periode tersebut. 3. Neraca, daftar yang memperlihatkan posisi sumber daya perusahaan serta pemberitaan tentang asal sumber rahasia tersebut 4. Informasi arus kas cash flow, pemberitaan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan privat periode akuntasi beserta sumbernya. F. Evaluasi Kegiatan pembuatan dagangan 1. Makrifat Titipan Pembuatan Acuan/Dagangan Indonesia berpotensi buat dikembangkan industri-industi produktif di mana praktisi industri adalah para generasi cukup umur yang aktif, kreatif, dan inovatif. Potensi umbul-umbul yang suka-suka di sekitar masih banyak yang belum dikreasi menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Lakukan obeservasi aneh-aneh pabrik makmur yang ada. Lakukan pula pengamatan potensi di selingkung yang belum diselesaikan. Melalui proyek ini, diharapkan boleh diperoleh karya-karya sistem teknik berupa model dan memiliki angka dan bermanfaat. 2. Tugas Pengembangan Antaran a. Aklimatisasi terkait dengan karya rekayasa yang menjadi target tugas kelompok b. Penelitian awal melalui observasi c. Gagasan atau ide d. Mendesain proyek e. Pembuatan Eksemplar karya dagangan peralatan sistem teknik f. Aplikasi secara masyarakat 3. Etiket Komoditas a. Label produk disesuaikan dengan potensi sendang pusat kalimantang yang ada disekitar untuk dijadikan pilihan intern pembuatan modelnya. b. Tugas akan disimpulkan melalui presentasi dan mendemontrasikan paradigma. c. Murid didik menguraikan bagaimana mengidentifikasi persoalan sehingga muncul gagasan internal merencanakan proyek, bagaimana sistem berkreasi, dan dimana kelebihan mulai sejak ideal yang dibuat. d. Peserta bimbing menguraikan bagaimana model bisa diaplikasikan secara umum. 4. Pekerjaan dan Pendidikan Terkait a. Peserta bimbing melakukan pengamatan di mana boleh mengembangkan pendidikan tercalit dengan model yang akan direncanakan. b. Lapangan pekerjaan seperti mana apa yang memungkinkan untuk mengaplikasikan gagasan nan ada dengan memperhatikan penggunaan energi terbarukan sesuai dengan potensi sumber energi terbarukan di sekeliling. 5. Organisasia. a. Peserta didik melakukan observasi melangkahi internet terkait dengan peralatan sistem teknik sesuai dengan potensi sumber anak kunci di sekitar. Langkah alternatif melakukan kunjungan ke tempat proses produksi peralatan sistem teknik. b. Kebutuhan bahan. Peserta didik mengkomunikasikan dan memasalahkan pada guru pembimbing mengenai desain dan kebutuhan mangsa dan alat yang digunakan cak bagi mewujudkan model maka dari itu keramaian masing-masing guna mendapatkan pengarahan. 6. Langkah Kerja a. Kerja tim. Setiap Peserta didik harus mengetahui manfaat dan kelemahan dalam bekerja sama b. Fokus sreg produk yang berupa teoretis karya rekayasa pembuatan dagangan peralatan sistem teknik. Setiap kelompok fokus dan memiliki cambuk nan tinggi untuk mendapatkan komoditas yang bagus dan berkualitas. c. Perencanaan dan pengorganisasian, Peserta jaga dapat merencanakan dalam musim yang sumir. 7. Lampiran Portofolio a. Perencanaan b. Hasil Kerja Perorangan c. Evaluasi Kerubungan d. Evaluasi dari gerombolan lain Akhirnya, telah sampailah postingan nan admin bagikan akan halnya Materi Wiraswasta Produk Rekayasa Sistem Teknik. Semoga bermanfat dan jangan lalai baca pula Wirausaha Kerajinan berusul Bahan Limbah Berbentuk Bangun Ki boyak .

potensi usaha sistem teknik di daerah